Sapu Bersih Harga Mati
CLS Ingin Tebus Hasil Buruk Seri I di Jakarta
jpnn.com - SURABAYA - Pada seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di Malang, CLS Knights bisa mengalahkan Satria Muda (SM) Britama Jakarta. Namun, dalam pertandingan lain, mereka dipermalukan tim papan tengah Hangtuah Sumsel IM. Menambut seri II di Jakarta pada 11-19 Januari nanti, CLS bertekad melakukan sapu bersih untuk menebus performa yoyo itu.
Peluang CLS untuk sapu bersih di Hall Basket, Senayan, Jakarta, venue seri II cukup besar. Bahkan, itu seharusnya menjadi harga mati. Sebab, lawan-lawan yang akan mereka hadapi tidak satu pun tim favorit juara. Kalau tidak bisa sapu bersih di Jakarta, maka CLS dalam bahaya.
Lawan yang akan dihadapi CLS di seri II adalah Satya Wacana Metro LBC Bandung, NSH GMC Jakarta, Bimasakti Niko Steel Malang, Pacific Caesar Surabaya, dan JNE BSC Bandung Utama. "Kami harus bisa ambil semua," kata asisten pelatih CLS Andre Yuwadi kemarin (8/1).
Di atas kertas, lawan terberat mereka di seri II adalah Satya Wacana. Mereka bakal semakin kuat dengan kehadiran shooter andal seperti Respati Ragil dan small forward Kaleb Ramot yang baru kembali dari timnas. "Mereka adalah kuda hitam yang bisa menyulitkan. Kami tak boleh lengah dan meremehkan," katanya.
Problem utama CLS saat ini adalah rebound. Total rebound mereka sangat rendah. Sepanjang seri I mereka hanya membukukan 198 rebound dari enam pertandingan dengan rata-rata 33 per laga. Angka itu sangat rendah dibandingkan tim-tim lima besar. "Karena itu, fokus kami menghadapi seri II adalah membenahi rebound," ujarnya.
CLS bakal semakin kuat dengan kehadiran shooting guard Rachmad Febri Utomo yang kembali dari timnas. Febri mulai bergabung beberapa hari sebelum tahun baru setelah meninggalkan tim sejak berakhirnya NBL season 2012-2013 Mei lalu.
Praktis, Febri hanya punya waktu dua pekan untuk beradaptasi dan membangun chemistry. "Kami tidak perlu banyak adjusment dengan adanya Febri. Sistem tak ada perubahan. Yang penting tinggal mengembalikan kekompakan tim," jelas Andre.
Di bagian lain, bintang baru CLS Mario Wuysang mengungkapkan bahwa dia semakin memahami sistem yang diterapkan CLS. Dia mengakui, seri pertama dilalui dengan sejumlah kesulitan. "Saya belum sampai sebulan berlatih sudah ikut di seri I. Of course, belum kompak. Sekarang saya lebih memahami," kata pebasket yang besar di Bloomington, Negara Bagian Indiana, Amerika Serikat, itu.
Roe, panggilan akrabnya, mengakui bahwa rebound CLS tidak oke. Hal itu karena size pemain yang tidak terlalu mendukung. Solusinya, kata dia, adalah dengan fokus pada team rebound. Bukan pada individual rebound. "Kita harus saling bantu untuk menjaga rebound. Tanpa itu, tak mungkin kita bisa berkembang," katanya.
Seri II akan memiliki keistimewaan tersendiri bagi Roe. Sebab, di kancah basket profesional tanah air, dia identik dengan Aspac. Dia ikut mengantarkan tim ibu kota beberapa kali juara kasta tertinggi basket tanah air.
Di klasemen sementara Speedy NBL Indonesia, CLS ada di peringkat keempat klasemen. Mereka membukukan poin 10, hasil dari empat kali menang dan dua kali kalah. Selain dari Hangtuah, kekalahan CLS pada seri I dialami saat melawan pelita Jaya Energi-MP. (aga/ang)
SURABAYA - Pada seri I Speedy NBL Indonesia 2013-2014 di Malang, CLS Knights bisa mengalahkan Satria Muda (SM) Britama Jakarta. Namun, dalam pertandingan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gol Perdana Rafael Struick untuk Brisbane Roar Gagal Berbuah Poin
- Practice MotoGP Malaysia: Martin Jatuh, Marquez Nyaris Masuk Neraka
- Live Streaming Practice MotoGP Malaysia, Ini Sangat Penting
- Gila! Semen Padang Menargetkan Menang dari Persib Bandung
- MotoGP Malaysia 2024: Siasat Pecco Bagnaia Menunda Jorge Martin Juara Dunia
- Persib vs Semen Padang: Begini Cara Eduardo Almeida Membakar Semangat Pemainnya