Saran Mantan Petinggi BIN untuk Pemerintah soal Corona: Sebaiknya Meniru Singapura
Kedua, otoritas Singapura melakukan pemeriksaan sangat ketat terhadap setiap orang yang masuk ke wilayanya baik melalui darat, laut maupun udara. Tujuannya adalah meminimalisasi masuknya COVID-19 dari luar negeri.
Namun, Dradjad juga memahami bahwa isoliasi itu memang jauh lebih sulit diterapkan di Indonesia yang memiliki wilayah luas. Walakin, Indonesia harus memperbaiki celah untuk menutup kemungkinan pembawa COVID-19 masuk dari luar negeri.
“Dengan kasus yang sudah muncul sekarang, harus diakui bahwa pemeriksaan di bandara ataupun pelabuhan yang kita lakukan masih bolong-bolong. Ini perlu diperbaiki,” cetusnya.
Ketiga, Dradjad menyarankan kepada pemerintah meninjau ulang alokasi dana yang tidak mendesak. Misalkan rencana alokasi anggaran untuk influencer dan buzzers yang mencapai Rp 72 miliar, sebaiknya diprioritaskan untuk memperkuat sektor medis seperti laboratorium.
“Ingat, kecepatan konfirmasi laboratorium berperan sangat krusial dalam penanganan kasus. Rumah sakit juga perlu disediakan dana cukup agar mereka tidak perlu khawatir dengan pembiayaan BPJS,” kata mantan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) itu.(ara/jpnn)
Dradjad H Wibowo mengatakan, Singapura tidak hanya menangani penyebaran COVID-19 secara medis, tetapi juga mengelola informasi dengan ketat, akurat dan transparan.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Presiden Prabowo dan PM Wong Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura
- Prabowo Sebenarnya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Diktator Baik
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia