Saran Noak Banjarnahor Terkait Pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

Dialog, menurutnya, penting untuk membangun kesamaan pandang antara pemerintah, buruh, pengusaha, dan investor. Dengan begitu terjadi sinergisitas di antarannya sehingga bisa memungkinkan adanya kesatuan pandang dan harapan dalam RUU tersebut.
Berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, Noak Banjarnahor menyebutkan banyak pihak tekena dampak tersebut.
Selain korban yang meninggal, tetapi di sisi lain, jutaan buruh dan pengusaha di Indonesia mengalami kerugian yang sama. Pandemi yang melanda dunia semacam itu menurutnya, membutuhkan solidariatas, dan soliditas kesatuan yang kokoh antara ketiganya (buruh – pengusaha – pemerintah) agar bersama bisa menemukan jalan keluar yang membebaskan bersama-sama.
“Sudah saatnya buruh mengambil bagian sebagai sumber solusi. Inilah bentuk dukungan para pekerja, para buruh, sebagai bukti kesediaan berkorban untuk kepentingan lebih besar dan berjangka panjang. Salah satu contoh, saya pribadi menyarankan kepada pemerintah untuk memasukkan pekerja ojek online bisa diakomodasi dalam RUU Cipta Kerja ini," katanya.(fri/jpnn)
Ketua Umum SPTJR, Noak Banjarnahor mengingatkan kepada sesama serikat buruh agar berpikir jernih menanggapi RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!
- Muncul Usulan Copot Menteri Terafiliasi Jokowi, Legislator PDIP: Berarti Ada Masalah
- Peringatan Hari Kartini Momentum Meningkatkan Harkat dan Martabat Kaum Perempuan
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- Mbak Puan Sentil Israel soal Serangan di Palestina