Saran Noak Banjarnahor Terkait Pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja

Dialog, menurutnya, penting untuk membangun kesamaan pandang antara pemerintah, buruh, pengusaha, dan investor. Dengan begitu terjadi sinergisitas di antarannya sehingga bisa memungkinkan adanya kesatuan pandang dan harapan dalam RUU tersebut.
Berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, Noak Banjarnahor menyebutkan banyak pihak tekena dampak tersebut.
Selain korban yang meninggal, tetapi di sisi lain, jutaan buruh dan pengusaha di Indonesia mengalami kerugian yang sama. Pandemi yang melanda dunia semacam itu menurutnya, membutuhkan solidariatas, dan soliditas kesatuan yang kokoh antara ketiganya (buruh – pengusaha – pemerintah) agar bersama bisa menemukan jalan keluar yang membebaskan bersama-sama.
“Sudah saatnya buruh mengambil bagian sebagai sumber solusi. Inilah bentuk dukungan para pekerja, para buruh, sebagai bukti kesediaan berkorban untuk kepentingan lebih besar dan berjangka panjang. Salah satu contoh, saya pribadi menyarankan kepada pemerintah untuk memasukkan pekerja ojek online bisa diakomodasi dalam RUU Cipta Kerja ini," katanya.(fri/jpnn)
Ketua Umum SPTJR, Noak Banjarnahor mengingatkan kepada sesama serikat buruh agar berpikir jernih menanggapi RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Redaktur & Reporter : Friederich
- DPR Tuntut Ketegasan Pemerintah soal Kebun Milik Perusahaan di Kawasan Hutan
- Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Jadi Anomali, Hinca Pertanyakan Sistem Rekrutmen Polri
- Minta Korlantas Polri Tindak Pelaku Bus Oleng, Sahroni: Cabut SIM Sopir dan Tegur PO-nya
- Posisi Letkol Teddy di Seskab Langgar UU TNI, TB Hasanuddin: Harus Mundur dari Militer
- TB Hasanuddin Ungkap Beberapa Pasal Menarik Perhatian dalam DIM RUU TNI
- Kenaikan Pangkat Teddy di Luar Kebiasaan, Soalnya Pakai Surat Perintah, Bukan Keputusan