Sarden Bercacing Itu Ternyata Diimpor dari Tiongkok
Di Natuna, Dinas Perindag dan Dinas Kesehatan Pemkab Natuna didampingi Satpol PP juga turun tangan, Kamis (22/3). Namun mereka baru sebatas memberikan imbauan kepada para pedagang untuk tidak menjual sarden kalengan merek Farmer Jack, OI Mackerel, dan HOKI.
Pantauan Batam Pos, sebagian besar pedagang di Ranai, Natuna, hanya menjual sarden merek Farmer Jack. Sarden tersebut sangat laku karena harganya jauh lebih murah dibandingkan merek lain.
Kasi Farmasi dan Alkes Dinas Kesehatan Natuna, Desy Arianti, menyatakan petugas hanya sebatas memberikan imbauan kepada pihak pedagang agar tidak menjual produk sarden yang dilarang BPOM. Untuk penarikan langsung, pihaknya tak punya kewenangan.
Sementara di Batam, hingga Kamis (22/3) kemarin masih banyak toko dan minimarket yang menjual sarden merek Farmer Jack, IO, dan HOKI. Para pedagang mengaku tidak tahu jika ketiga merek sarden tersebut dilarang edar.
"Kata siapa sarden ini berbahaya untuk dimakan. Buktinya masih saja laku kok," ujar salah satu pemilik toko kelontong di kawasan Jodoh, Murni, Kamis (22/3) siang.
Bahkan sebuah swalayan ternama di kawasan Nagoya-Jodoh pun masih ada yang memajang menjual sarden merek IO. Agar tak mencolok, sarden tersebut ditempatkan di rak terbawah, ditumpuk dengan sarden produk nasional.(ska/yui/met/arn/gas/rng)
Kepala Disperindag Batam, Zarefriadi menyebutkan sarden yang terindikasi cacing gilig ini merupakan produk yang diimpor dari Tiongkok.
Redaktur & Reporter : Budi