Saresehan Kehumasan MPR, Mahasiswa Untirta Antusias Mengikuti Diskusi Paham Kebangsaan

Hanya saja, dia mengingatkan bahwa nasionalisme yang diinginkan adalah yang berdasarkan pada nilai-nilai yang disepakati oleh para pendiri bangsa, yang termuat dalam Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. “Bukan nasionalisme sempit,” tegasnya.
Budi Muliawan mengatakan bangsa ini harus bersyukur karena memiliki Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara, Lia Riesta Dewi yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu menambahkan nasionalisme tak dapat diukur, dilihat, dan diraba namun bisa dirasakan.
Ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, kata dia, seseorang yang memiliki rasa nasionalisme akan bergetar hatinya.
“Demikian juga bila ada bendera Merah Putih, maka hatinya juga akan bergetar,” tambahnya.
Sebelumnya, Lili Suriyanti dalam sambutan mengatakan pihak kampus mengucapkan terima kasih atas kehadiran tim dari Setjen MPR.
“Kegiatan ini untuk menyosialisasikan apa saja tentang MPR,” tuturnya.
Dia menambahkan bahwa hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 50 mahasiswa.
Mahasiswa Untirta sangat antusias mengikuti diskusi paham kebangsaan saat Sarasehan Kehumasan MPR di Untirta, Banten.
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI
- Dukung Pengembangan Kopi di Indonesia, Ibas: Majukan Hingga Mendunia
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pimpinan MPR Respons soal Terbitnya Inpres Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
- Ketua MPR: Tindakan Kelompok Radikal Bisa Ciderai Perjuangan Rakyat Palestina