Sarjana-Sarjana Tangguh yang Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (1)
Delapan Kali Langgar Sungai Menuju Ibu Kota Kabupaten
Rabu, 01 Februari 2012 – 00:01 WIB
Lebih dari 2.000 sarjana tengah menjalani program Sarjana Mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T) yang digagas Kemendikbud awal Desember 2011. Wartawan Jawa Pos RUKIN FIRDA merasakan kehidupan sehari-hari 241 sarjana SM3T yang ditugaskan di pelosok Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
= = = = = = = = = = = = =
= = = = = = = = = = = = =
SEBAGAI lurah -sebutan untuk koordinator- SM3T di Sumba Timur, Joko Warsito merasa wajib datang ke ibu kota Sumba Timur di Waingapu untuk menemui tim monev (monitoring dan evalusi). Selain melaporkan kegiatan rekan-rekannya peserta SM3T yang berjalan dua bulan, dia belanja beberapa barang yang dibutuhkan.
Untuk mencapai Waingapu, dia harus melakukan perjalanan sejauh 120 kilometer dengan kondisi alam yang penuh tantangan dan infrastruktur yang sangat minim. Jarak yang di Pulau Jawa hanya perlu waktu sekitar dua jam untuk menempuhnya, alumnus jurusan Pendidikan Ekonomi Unesa (Universitas Negeri Surabaya itu) menghabiskan waktu setengah hari. "Saya berangkat pukul 09.00. Sampai di sini (Waingapu) pukul 21.00," kata pemuda asal Lamongan, Jawa Timur, tersebut.
Perjalanannya diawali dengan berjalan kaki selama satu jam dari SMP Satap (Satu Atap) Uma Ndudu di Desa Mahanewa, Kecamatan Pinupahar, tempat dia ditugaskan. Dia harus turun gunung menuju Desa Ramuk, yang menjadi titik terakhir yang bisa dijangkau kendaraan umum.
Lebih dari 2.000 sarjana tengah menjalani program Sarjana Mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T) yang digagas Kemendikbud awal
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408