Sarjana-Sarjana Tangguh yang Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (2-Habis)
Riski pun Tinggal Sendiri di Aula Sekolah
Kamis, 02 Februari 2012 – 00:02 WIB
Salah satu masukan Mbah Tik "panggilan akrab Sutikno" adalah menanam padi jenis cepat panen. "Saya sudah mendatangkan bibit padi itu dan sedang dalam perjalanan ke sini," katanya.
Secara umum, kekuatan yang menjadi pendorong para sarjana tersebut menjalani program SM3T dengan segala keterbatasan dan kesulitan adalah antusiasme warga dan anak-anak didik mereka. Camat Pinupahar Drs Andreas Marumata mengatakan bahwa telah terjadi lompatan besar di sekolah-sekolah di kecamatannya setelah datangnya para sarjana SM3T itu.
"Selama ini kami sangat kekurangan guru. Satu SD yang terdiri atas enam kelas (I?VI) hanya memiliki seorang guru," katanya.
Dengan kondisi tersebut, wajar jika anak-anak yang sebenarnya sangat haus akan pendidikan itu terkesan enggan ke sekolah. Mereka merasa sia-sia datang ke sekolah karena akan lebih banyak mengganggur gara-gara ketiadaan guru. "Sejak ada rekan-rekan SM3T, kehadiran siswa naik pesat," tutur Kepala SMP Negeri 1 Pinupahar Dominggus Tata Ewang SPd.
Kondisi topografis Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melahirkan banyak sekolah terpencil. Bagi para sarjana SM3T, keterbatasan itu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408