Sarjana Sosial Dominasi Lulusan Perguruan Tinggi
jpnn.com - JAKARTA- Proyek-proyek besar yang akan digenjot tahun depan tidak bisa sepenuhnya dinikmati tenaga kerja Indonesia. Pasalnya, SDM yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga teknik.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi justru didominasi sarjana sosial.
"Sarjana sosial kita lebih dari 50 persen loh. Kan lucu kalau yang mengerjakan proyek jembatan, tol laut, kereta api, adalah sarjana komunikasi atau sarjana hukum," ungkap Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti, Rabu (21/12).
Dia juga menyesalkan sikap perguruan tinggi yang seenaknya membuka program studi (prodi) tanpa mengacu pada road map kebutuhan SDN Kemenristek Dikti. Hasilnya, sarjana-sarjana sosial meluber, sedangkan tenaga teknik langka
Data Kemeristek Dikti menyebutkan, lulusan perguruan tinggi per prodi pada 2015, terbanyak untuk pendidikan guru SD (S1) 82.259 orang, manajemen (S1, 66.617), kebidanan (D3, 47.294), akuntasi (S1, 42.361).
Kemudian, lulusan teknik informatika (S1) sebanyak 34.768, keperawatan (D3, 27.221), manajemen informatika (D3, 27.100), ilmu keperawatan (S1, 25.527), ilmu hukum (S1, 24.970), dan endidikan bahasa Inggris (S1, 23.929)
"Kalau teknik informatika memang dibutuhkan. Tapi guru SD, keperawatan, bidan, manajemen, mau diapain tenaga mereka. Jumlahnya sudah banyak, jadi tidak usah dibuka lagi prodi seperti itu," tegasnya. (esy/jpnn)
JAKARTA- Proyek-proyek besar yang akan digenjot tahun depan tidak bisa sepenuhnya dinikmati tenaga kerja Indonesia. Pasalnya, SDM yang dibutuhkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku
- Research Week 2024: Apresiasi Kinerja Dosen Untar Hasilkan Karya Ilmiah Berkualitas
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu