Sarjana Teknik 8 Tahun Jualan Koran, Penghasilannya...

"Saya di perempatan biasanya sampai pukul 18.00 Wita, karena koran lakunya pada sore hari," ungkapnya.
Dia mengaku tinggal di Banjarbaru seorang diri, istri tercintanya tinggal bersama orangtuanya di Makassar.
Sudah dua tahun terakhir dirinya tak pulang ke Makassar. "Istri membantu orangtua berjualan kain, saya tak pulang karena ingin merasakan Ramadan di sini tahun lalu. Rencananya tahun ini pulang," katanya.
Di sela-sela waktu ketika berjualan koran, dia selalu menyempatkan diri membaca koran yang dijualnya. Sehingga dia memiliki penulis favorit di salah satu media cetak.
"Di koran Radar Banjarmasin, saya suka tulisannya Syarafuddin. Saya tak pernah ketinggalan membaca tulisannya waktu ekspedisi Islam," katanya.
Dia mengungkapkan, ketika Radar Banjarmasin mulai menerbitkan edisi ekspedisi Islam penjualan korannya terus meningkat hingga saat ini.
"Pembeli koran Radar Banjarmasin terus bertambah, bahkan di Banjarbaru ada komplek yang saya namai Kampung Radar Banjarmasin karena hampir semua warga menjadi pelanggannya. Komplek itu bernama Komplek Pertamina," pungkasnya. (ris/ay/ran)
Abdulrahman bergelar sarjana teknik, tapi dia lebih memilih untuk berjualan koran.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Ini Kata Laksma Wira soal Oknum TNI AL Bunuh Juwita
- Terungkap, Oknum TNI AL Habisi Nyawa Juwita di Dalam Mobil
- 18 Mobil Terbakar di Banjarbaru, Kok Bisa?
- Pembunuhan Juwita oleh Oknum TNI AL Diduga Terencana, Ada Bukti
- Penyidik Usut Indikasi Kekerasan Seksual oleh Oknum TNI AL terhadap Juwita
- Pembunuhan Juwita oleh Oknum TNI AL, Denpomal Sita Sebuah Mobil