Sarju Wibowo dan Rutan Wanita Pondok Bambu yang Dipimpinnya
Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik
Kamis, 14 Januari 2010 – 05:47 WIB
Belum genap setahun Sarju Wibowo menjabat kepala Rutan Wanita Pondok Bambu. Namun, kemarin dia harus angkat kaki setelah Satgas Pemberantasan Mafia Hukum menemukan berbagai pelanggaran. Salah satunya, memberikan ruang spesial kepada Artalyta Suryani alias Ayin.
Laporan Anggit Satriyo, Jakarta
RUMAH dinas bercat cokelat muda yang bersebelahan dengan Rutan Wanita Pondok Bambu itu seolah tak berpenghuni. Kelambu putih menutup setiap ruas jendela di rumah tersebut. Ruang teras yang dilengkapi satu set kursi kayu seolah tak pernah diduduki. Sejumlah kucing tidur melingkar di kursi tersebut. Di garasi juga tak ada mobil terparkir.
Di rumah seukuran tipe 70 itulah sehari-hari Sarju Wibowo, Karutan Pondok Bambu, tinggal. Sebentar lagi, dia harus meninggalkan rumah yang dihuninya sejak Februari 2009 itu. Sebab, rumah tersebut melekat dengan jabatan. Nanti rumah itu menjadi fasilitas bagi pejabat baru, Catur Budi Patayatin, mantan kepala Rutan Kelas II A Jakarta Timur, yang kemarin menggantikan Sarju. Ini kali pertama Rutan Pondok Bambu dipimpin perempuan. Sebelumnya kepala rutan wanita itu selalu laki-laki.
Di rumah itu Sarju tinggal sendirian. Istrinya bertugas sebagai kepala sekolah di sebuah SMP di Jepara, Jateng. Menurut informasi dari para pegawai, sebelum dipindahkan ke Jakarta, Sarju mengepalai rumah tahanan di Jepara. Karena keluarganya tinggal di kampung, Sarju setiap pekan menyempatkan pulang. "Dia menggunakan sistem PJKA (pulang Jumat kembali Ahad)," jelas seorang pegawai rutan.
Belum genap setahun Sarju Wibowo menjabat kepala Rutan Wanita Pondok Bambu. Namun, kemarin dia harus angkat kaki setelah Satgas Pemberantasan Mafia
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis