Sarkozy Buka Paksa Kilang Minyak
Sabtu, 23 Oktober 2010 – 13:13 WIB
PARIS - Unjuk rasa menentang reformasi usia pensiun di Prancis belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Karena itu, Presiden Nicolas Sarkozy dan jajaran pemerintahannya mengambil langkah tegas. Kemarin (22/10), lewat sebuah dekrit darurat, Paris menginstruksikan para pekerja di kilang minyak untuk kembali bertugas. Kali ini, tanpa pemukul dan gas air mata, polisi-polisi antihuru-hara berpakaian lengkap plus helm membubarkan massa yang berkerumun di pintu gerbang. Sekitar 80 pengunjuk rasa yang berada di sana bisa dihalau dengan mudah. Selanjutnya, aparat memaksa para pekerja kilang untuk kembali bekerja. Sebab, sampai Kamis lalu (21/10), sudah 25 persen SPBU di seantero Prancis yang kehabisan stok bahan bakar.
"Saya ingin semuanya kembali normal dan seluruh barikade ini harus disingkirkan. Itulah yang akan kita lakukan hari ini," tandas Jean-Michel Devret, jubir pemerintah regional Prancis kawasan utara, seperti dikutip Associated Press. Pernyataan itu dia sampaikan saat mem-briefing aparat kepolisian yang bertugas membubarkan blokade di kilang minyak terbesar Kota Grandpuits.
Baca Juga:
Selama sekitar 10 hari terakhir, ratusan pengunjuk rasa menduduki kilang minyak yang menyuplai sebagian besar kebutuhan bahan bakar di pinggiran ibu kota tersebut. Terutama, SPBU-SPBU yang terletak di sebelah timur Kota Paris. Kemarin, ratusan polisi dikerahkan ke kilang Grandpuits. Mereka membubarkan unjuk rasa yang diikuti oleh hampir seluruh pekerja kilang minyak tersebut.
Baca Juga:
PARIS - Unjuk rasa menentang reformasi usia pensiun di Prancis belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Karena itu, Presiden Nicolas Sarkozy
BERITA TERKAIT
- Irak Ubah UU demi Legalkan Pernikahan Dini, Gadis 9 Tahun Boleh Dinikahi
- Trump Sewot Gegara Doa di Gereja, Desak Uskup Minta Maaf Terbuka
- Wamenlu Pastikan Tak Ada Pembicaraan Soal Wacana Pemindahan Warga Gaza ke Indonesia
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Donald Trump Presiden Amerika, Ini 5 Pernyataan Kontroversialnya di Hari Pertama