Sasaran Body Shaming, Dulu Prilly Latuconsina Menangis

jpnn.com, JAKARTA - Prilly Latuconsina, 22, mengaku dirinya kerap menjadi sasaran body shaming. Dia sering mendapat komentar terkait tinggi badan dan posturnya. ”Dibilang pendek lah, gendut lah,” ucapnya.
Dulu Prilly merasa sedih. ”Apalagi waktu saya umur 19 tahun. Itu fase di mana saya dikit-dikit nangis, masih lemah,” tutur pemeran film Danur tersebut.
Kini Prilly sudah lebih kuat mental untuk menghadapinya. Dia juga turut menyuarakan stop body shaming.
Komentar negatif terhadap bentuk fisik seseorang atau body shaming termasuk tindak pidana dan bisa dijerat pasal Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Dampak dari body shaming bisa berefek negatif pada korban. Misalnya, pengalaman Prilly sendiri. Berbeda dengan kritik soal karir yang bisa dievaluasi.
”Fisik itu sesuatu yang nggak bisa saya ubah, tapi orang terus aja komentarin. Ganggu sih,” ungkap kekasih Maxime Bouttier itu.
Beruntung, Prilly mendapat support dari teman-teman terdekat. ”Meski saya dikatain pendek, saya santai aja kalau lagi pakai flat shoes,” ucapnya. (nor/c10/agm)
Prilly Latuconsina cerita bahwa dulu sering sedih dan menangis saat menjadi sasaran body shaming.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Prilly Latuconsina Bakal Sahur Pertama di Lokasi Syuting
- Buka Suara soal Tudingan Dukung Israel, Anggun C Sasmi Bilang Begini
- Bintangi Film Danur 4, Prilly Latuconsina Berbagi Cerita Soal Ini
- Ribut-Ribut Nikita Mirzani dengan Fitri Salhuteru Berujung Laporan Polisi
- Iqbaal Ramadhan Banyak Belajar dari Perayaan Mati Rasa
- Perayaan Mati Rasa Hadirkan Kisah Emosional Soal Kehilangan