Satanic Verses

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Satanic Verses
Arsip foto - Novelis kelahiran India Salman Rushdie. ANTARA/AFP/Joel Saget/am.

Dalam pengembaraan spritual itu, Gatholoco berdebat dengan sejumlah ulama Islam mengenai ilmu sejati dan sangkan paraning dumadi, asal muasal penciptaan manusia dan tujuan hidupnya. 

Dalam debat itu Gatholoco bisa mengalahkan para kiai dan menunjukkan keunggulan ilmu Jawa atas Islam.

Dalam pengembaraan spritual itu, Gatholoco berdebat dengan sejumlah ulama Islam mengenai ilmu sejati dan sangkan paraning dumadi, asal muasal penciptaan manusia dan tujuan hidupnya. 

Dalam debat itu, Gatholoco bisa mengalahkan para kiai dan menunjukkan keunggulan ilmu Jawa atas Islam. Banyak dialog dalam serat itu yang dianggap pejoratif, merendahkan Islam.

Serat ini dianggap melecehkan Islam dan menjadi contoh karya sastra yang membuat kebencian terhadap Islam, sama dengan karya-karya sastra Eropa pada abad Rennaissance. 

Darmogandul dan Gatholoco mencantumkan idiom-idiom seks yang kasar untuk menggambarkan ajaran-ajaran Islam. Kalimat Syahadat diinterpretasikan dengan lambang-lambang seksual yang cenderung jorok.

Di Eropa, pada abad ke-17 sudah muncul karya-karya yang mendiskreditkan Islam dan Nabi Muhammad. 

Voltaire, pujangga Prancis, menciptakan naskah drama yang menampilkan sisi-sisi negatif Nabi Muhammad. 

Percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie, penulis novel Satanic Verses menjadi peringatan bahwa nyawa mereka yang dianggap menghina Islam bisa terancam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News