Satanic Verses

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Satanic Verses
Arsip foto - Novelis kelahiran India Salman Rushdie. ANTARA/AFP/Joel Saget/am.

Cerpen ini bersifat pejoratif, mengolok-olok kesucian Allah, ajaran Islam, Nabi Muhammad beserta sahabatnya. H.B Jassin sebagai penanggung jawab Majalah Sastra dipaksa untuk mengungkap jati diri Ki Pandji Kusmin. Jassin menolak dan akhirnya divonis satu tahun penjara. 

Arswendo Atmowiloto memimpin majalah Monitor yang laris karena menampilkan foto-foto artis yang “lher”. 

Pada 1990, Arswendo membuat survei mengenai tokoh-tokoh yang paling populer. 

Survei slengekan ini membawa petaka karena Nabi Muhammad hanya berada di urutan ke-11 di bawah Arswendo yang berada di nomor sepuluh. 

Presiden Soeharto menjadi sosok yang paling dikagumi oleh orang Indonesia sehingga duduk di posisi puncak. Arswendo yang celelekan akhirnya divonis lima tahun penjara.

Kasus yang dianggap sebagai penistaan agama bermunculan sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir terutama di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. 

Beberapa kasus masuk ke pengadilan dan pelakunya ditangkap dan dihukum, tetapi banyak kasus yang dilaporkan ke polisi tidak ditangani dan pelakunya masih bebas.

Hal ini menimbulkan sikap main hakim sendiri di kalangan publik. Beberapa pelaku penghinaan agama mendapat perlakuan kekerasan. 

Percobaan pembunuhan terhadap Salman Rushdie, penulis novel Satanic Verses menjadi peringatan bahwa nyawa mereka yang dianggap menghina Islam bisa terancam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News