Sate Padang Jadi Favorit di Festival Sate di Melbourne

Ajang seperti festival sate ini memberikan banyak pengetahuan budaya, bagi warga Indonesia atau keturunan yang lahir di Australia, selain tentunya bagi warga lokal.
"Saya senang sekali, selalu datang ke acara ini sejak kecil. Sangat beragam budaya Indonesia dan sangat kaya. Indonesia tentunya bukan hanya Bali saja," ujar Yane yang memiliki darah keturunan Indonesia dan Australia.
"Untuk pertama kalinya, saya melihat banyak warga Indonesia yang berkumpul dalam satu acara bersama. Ini mengingatkan saya pada budaya kebersamaan," ujar Fernando yang baru belajar Bahasa Indonesia pada bulan Januari lalu.
Sementara itu Laura, warga Melbourne yang juga berpartisipasi dalam acara pagelaran busana batik mengaku sangat terkesan dengan cara berpakaian para pengunjung.
"Sangat berwarna, mereka yang hadir ikut berdandan dengan indah, saya melihat batik dimana-mana," ujar Laura.
Acara Festival Sate tahun ini sedikit berbeda, karena digelar lebih panjang dari jam 11 pagi hingga 8 malam.
Untuk pertama kalinya pula, festival sate menggelar sejumlah workshop bagi para pengunjung, termasuk yang ingin mempelajari musik angklung dan beberapa jurus dasar dari pencak silat.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesian Satay Festival digelar pada awal bulan Mei di Kota Melbourne. Masih mengambil tempat di Balaikota
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia