Satgas Karhutla Berjibaku Padamkan Titik Api di Kalbar
Di bulan Agustus dan September petani yang menerapkan sistem ladang berpindah akan melakukan pembukaan lahan pertanian mereka dengan cara dibakar.
''Kemungkinan besar iya (akibat gawai serentak), karena kebakarannya terjadi bersama-sama atau serentak,'' kata Bambang Hero Saharjo, ahli kebakaran hutan dan lahan dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Melihat kondisi kabut asap saat ini, Bambang mengatakan sumber api sebenarnya berasal dari lahan yang tidak terlalu besar, namun jumlahnya banyak di berbagai lokasi. Hal ini tentu sangat menyulitkan tim pemadam untuk melakukan upaya pemadaman.
''Indikasi yang membakar ini adalah masyarakat biasa, bukan masyarakat adat atau tradisional. Karena hotspotnya cenderung naik turun dan tidak stabil, karena mereka membakar hanya dalam hitungan jam, tapi karena di lokasi gambut, sisa asapnya masih banyak. Ini kami lihat dari data satelit,'' jelas Bambang.
Untuk itu Bambang menyerukan agar pemerintah setempat terus mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahan. ''Karena yang terbakar adalah gambut yang kurang pembasahan, maka penghentian kegiatan pembakaran adalah salah satu solusi terbaik,'' tegas Bambang. (adv/jpnn)
Tim darat bahkan selalu siaga di lokasi kebakaran, bahkan tak jarang bermalam di lokasi demi menjaga agar titik api tidak meluas.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menteri LH Minta Kepala Daerah Berkomitmen Menuntaskan Permasalahan Sampah
- 5 Persemaian Skala Besar Diresmikan untuk Mendukung Rehabilitasi Hutan dan Lahan
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Menteri LH Hanif Faisol Terjun Langsung Bersihkan Sampah di Kali Cipinang
- Prabowo Subianto Pecah KLHK jadi 2 Kementerian Berbeda
- Ini Deretan Keberhasilan yang Dicapai KLHK Selama 10 Tahun Dipimpin Menteri Siti Nurbaya