Satpol PP Pungut Upeti dari PKL
jpnn.com - MALANG - Bukan hanya pejabat Pemkot Malang yang bertindak tak terpuji, khususnya korupsi. Pegawai rendahan juga melakukan hal yang sama saat menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di jalan.
Setelah Sekkota Malang Shofwan diduga memungut uang kenaikan jabatan saat mutasi kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), kali ini personel satpol PP Kota Malang tertangkap kamera meminta ''upeti'' kepada PKL di Jalan Veteran beberapa hari lalu.
Ketika Radar Malang (JPNN Group) memotret deretan PKL, tanpa diduga mobil operasional satpol PP melintas dan berhenti tepat di depan kios PKL. Semenit kemudian, seorang pedagang menghampiri mobil satpol PP itu. Seolah mengerti maksud kedatangan mereka, seorang pedagang berjalan menuju mobil satpol PP. Uang yang digenggamnya diserahkan ke petugas satpol yang duduk berjejer di atas mobil. Setelah menerima ''upeti'' dari salah seorang pedagang, mobil satpol PP bergeser ke lokasi PKL lainnya dan menerima setoran lagi.
Berdasar pantauan, di sepanjang Jalan Veteran itu, terdapat lima titik PKL. Para pedagang di dua titik di antaranya memberikan setoran kepada pasukan penegak peraturan daerah (perda) itu. Diduga, personel satpol PP tersebut tidak hanya beroperasi di Jalan Veteran, tetapi juga di kawasan lain.
Joko, salah seorang pedagang sepatu, mengaku sering didatangi petugas satpol PP. Dalam seminggu, setidaknya dua sampai tiga kali mereka datang. ''Setiap mereka datang, kami kasih Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu,'' katanya.
PKL lain membenarkan. Pedagang yang ikut berjualan sepatu tersebut tidak berkeberatan dengan setoran ke satpol PP. Dia merasa senang lantaran tidak diobrak saat berjualan di kawasan terlarang. Sebagai imbalannya, dia memberikan ''uang terima kasih'' kepada petugas satpol PP. ''Ya biasa, Mas. Biar sama-sama jalan,'' tutur pria yang tak mau dikutip namanya itu.
Kepala Satpol (Kasatpol) PP Kota Malang Mulyono tidak mau menjawab soal anak buahnya yang meminta ''upeti'' kepada PKL. Saat ponselnya dihubungi, Mulyono berada dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang. ''Mohon maaf, bapak sedang mengemudikan mobil. Nanti saja menghubungi,'' kata seorang perempuan sambil menutup telepon.
Saat dihubungi beberapa jam kemudian, Mulyono tidak mengangkat ponselnya. Saat dikirimi pesan singkat (SMS) meminta konfirmasi soal ulah anak buahnya itu, dia tidak menjawab. Dia meminta Jawa Pos Radar Malang langsung mendatangi kantornya hari ini (16/10). ''Oke. Mohon besok pagi bertemu saya untuk wawancara. Saat ini masih perjalanan,'' tulis Mulyono melalui SMS.
MALANG - Bukan hanya pejabat Pemkot Malang yang bertindak tak terpuji, khususnya korupsi. Pegawai rendahan juga melakukan hal yang sama saat menertibkan
- Tenaga Honorer Korupsi Dana Desa, Kerugian Negara Mencapai Rp 433 Juta
- Brigjen Pol Faizal Rahmadani: Kejar, Tangkap Aske Mabel Hidup atau Mati
- 2 Tahun Berlalu, Kematian Iwan Boedi Masih Misteri, Polisi: Tantangan Berat
- Aipda Robig Didampingi 7 Kuasa Hukum, Ada Kata Kasihan Keluarga Korban dan Pelaku
- Kasus Agus Buntung Diduga Perkosa Mahasiswi, Ibunya Terlibat?
- Indekos di Jaksel Dijadikan Sarang Prostitusi, Wanita PSK Berusia 20 Tahun