Satu Abad Sultan HB IX, Seorang Profesional yang Demokratis dan jadi Panutan
Kamis, 12 April 2012 – 00:12 WIB
Dia selalu bisa menjadi tempat pembelajaran yang demokratis bagi anak-anak maupun rakyatnya. "Kalau saya tidak sependapat (dengan pemikiran Sultan HB IX, Red), saya pun bisa berargumentasi mengapa saya tidak sependapat. Itu yang saya maksud mengapa beliau bisa membedakan hubungan orang tua-anak dan hubungan pekerjaan," sambung raja yang memiliki nama lahir BRM Arjuna Darpita itu.
Putra tertua Sultan HB IX dari istri KRA Widyaningrum tersebut menilai sifat keterbukaan terhadap perbedaan itu yang membuat HB IX layak menjadi tumpuan berproses bagi anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sementara itu, putra Sultan HB IX dari istri KRA Astungkara, GBPH Yudhaningrat, memiliki cerita berkesan tersendiri tentang ayahnya. Saat duduk di kelas 1 SMA Negeri 3 Jogjakarta, lelaki bernama lahir BRM Sulaksmana tersebut sedang tergila-gila menjadi joki kuda. Karena banyak waktunya dihabiskan untuk berlatih berkuda di Alun-Alun Selatan, dia sampai tidak masuk sekolah hingga tiga bulan. Akibatnya, dia tidak naik kelas.
Yudhaningrat awalnya sangat takut dan khawatir dimarahi bapaknya. Namun, begitu ada kesempatan bertemu bapaknya, kekhawatiran itu langsung sirna. Yudhaningrat justru gembira karena bapaknya memberikan hadiah berbagai perlengkapan berkuda, seperti celana joki, helm, hingga cemeti.
Kamis (12/4) ini, usia mantan Wapres Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX genap satu abad. Berbagai acara dipersiapkan masyarakat Jogjakarta untuk
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala