Satu Dekade Perjalanan UMKM Indonesia: Pemberdayaan Produk Lokal Menembus Pasar Global

Satu Dekade Perjalanan UMKM Indonesia: Pemberdayaan Produk Lokal Menembus Pasar Global
Produk bedda lotong dari UMKM Henny Beauty. Foto: Dokumentasi Bea Cukai

Sementara itu, sejak tahun 2018, Program Klinik Ekspor berjalan dan memiliki tujuan memberikan asistensi dan pendampingan teknis kepada UMKM agar mereka siap dan mampu menembus pasar ekspor.

Klinik Ekspor berperan sebagai pusat konsultasi dan pelatihan tentang ekspor, memberikan panduan praktis mengenai perizinan, koneksi pasar, serta berbagai fasilitas fiskal yang tersedia untuk UMKM.

Berbagai kisah sukses menunjukkan dampak nyata dari program ini.

Misalnya, dari industri makanan, pada tahun 2023, ada Kelompok Tani Wanoja yang berhasil mengekspor tujuh ton kopi arabika ke Arab Saudi dan PT Saricotama yang mengekspor 54 ton frozen coconut juice ke Tiongkok.

Dari industri kerajinan, terdapat CV Bunga Melati yang berhasil mengekspor sebanyak 9.897 item pot hias sabut kelapa (kokedama) ke Jepang pada tahun 2023.

Dari industri kecantikan, ada UMKM Henny Beauty dengan produk bedda lotong, lulur tradisional khas Bugis, yang telah merambah pasar Asia dan Australia.

Pemerintah Indonesia, melalui berbagai inisiatif dan sinergi antar-kementerian/lembaga, berkomitmen untuk terus mendukung UMKM dalam meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Program-program dukungan, seperti Klinik Ekspor; fasilitas insentif fiskal, seperti KITE IKM; dan kolaborasi internasional telah membuka jalan bagi UMKM untuk menjadi pemain ekspor yang berkelanjutan.

Keberhasilan UMKM dalam menembus pasar ekspor tidak hanya akan meningkatkan pendapatan nasional, tetapi juga membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. (mrk/jpnn)

UMKM Indonesia selama satu dekade terakhir terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, seperti pandemi Covid-19


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News