Satu Dokter Layani 3.500 Orang
AIPKI Upayakan Peningkatan Profesionalitas dan Etika
Kamis, 29 September 2011 – 10:49 WIB
Selain itu, dokter juga harus mampu memiliki kemampuan leadership, sehingga dalam keseharian tidak hanya sebagai tenaga medis, tapi mampu menerapkan kemampuan manajerial maupun kemampuan lainnya.
Baca Juga:
Sementara itu, mengenai adanya anggapan mahalnya biaya pendidikan dokter, Dekan Fakultas Kedokteran UGM Jogjakarta ini beranggapan itu hal yang relatif. Jika dibandingkan dengan Malayisa dan Brunei, biaya kedokteran di Indonesia jauh lebih murah dengan kualitas pendidikan yang baik. Sehingga banyak mahasiswa Malaysia, Thailand, dan negara-nega aASEAN lainnya justru menempuh pendidikan dokter di Indonesia.
‘’Jangan salah persepsi, pendidikan dokter membutuhkan biaya yang mahal iya. Tapi tidak hanya orang mampu saja yang bisa kuliah kedokteran. Biaya kuliah ini bisa dibayar pemerintah atau beasiswa lain. Di UGM kami naikkan terus kuota bagi mahasiswa tidak mampu untuk masuk FK UGM,’’ jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Umum AIPKI dr Med Setiawan terkait persoalan biaya pendidikan dokter ini. Dikatakan, dari hasil riset awal yang dilakukan Dirjen Pendidikan Tinggi, biaya pendidikan dokter mencapai Rp 60 juta per tahun. Namun, ini masih hitungan kasar, sehingga pihak Dirjen Dikti kembali melanjutkan riset untuk mengetahui lebih rinci mengenai angka pasti biaya pendidikan dokter. ‘’Riset yang dilakukan sekarang baru untuk pendidikan sarjana kedoteran, belum sampai profesi dokter,’’ jelasnya.
MATARAM- Jumlah dokter yang dihasilkan sekitar 72 institusi pendidikan dokter di Indonesia mencapai 5 ribu orang per tahun. Jumlah ini dianggap masih
BERITA TERKAIT
- Tokoh Masyarakat Banten Minta PSN PIK 2 Jangan Dipolitisasi
- Guru Supriyani Tetap Ikut Tes PPPK Meski dapat Afirmasi
- Tak Ada Kerugian Negara, Kubu Tom Lembong Serahkan Bukti Laporan BPK ke Hakim
- Ahli dari BPK Beberkan Kerugian Negara di Kasus Antam
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Jalankan Replikasi Bank Sampah Lampion di Tangerang
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina