Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia

Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia
Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia

Ia mengenakan baju ala cowboy, memakai topi anyaman yang bundar, kemeja biru gelap lengan pendeknya tak dikancingkan penuh hingga terlihat bulu dadanya yang lebat, celana jeans biru pudar dengan sabuk cokelat dan sepatu booth cokelat muda.

"Memasuki musim kering. Hujan sama sekali tak datang beberapa pekan ini," celetuk Markus.

Saat itu dia tengah melakukan sterilisasi pada sapi-sapi betina yang dianggapnya tak produktif lagi. Tujuannya, memastikan sapi tidak hamil kala sudah dijadikan sapi potong.

Seorang pekerja bernama Ray menjepret telinga sapi bagian kanan dengan penanda bahwa sapi telah disteril.

Hanya tampak 2 orang yang membantu Markus, Ray dan seorang perempuan yang mengenalkan diri bernama Margareth.

"Kami bertiga yang setiap hari bekerja mengelola peternakan ini. Menurutu standar NT, peternakan saya termasuk kecil," tuturnya.

Meski bekerja di peternakan sendiri, Markus dibantu Ray dan Margareth bekerja cukup keras. Keluar mulai kerja sekitar pukul 06.30, istirahat siang sekitar pukul 12.00 dan kembali ke peternakan hingga pukul 17.00.

Markus menggaji Ray dan Margareth masing-masing AUS$ 650 per pekan (kurs 1 AUS$ sekitar Rp 10 ribu). Itu bersih. Ray dan Margareth tak perlu memikirkan biaya tempat tinggal karena Markus menyediakan rumah bagi mereka, terletak di samping rumah utama Markus. Tak perlu mengeluarkan biaya makan juga, karena istri Markus, Maree Mounaro (46) selalu memasakkan mereka setiap hari.

Kehidupan peternak sapi di Australia tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Mengelola peternakan sapi memiliki tantangannya sendiri, mulai dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News