Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia
Di tempat terpisah, Konsul Jenderal RI di Darwin, Andre Omer Siregar, mengatakan naik-turunnya hubungan Jakarta-Canberra memang dampaknya paling terasa di kawasan NT Australia.
Australia, diakui Andre, kewalahan memenuhi kebutuhan sapi Indonesia, yang penduduknya 10 kali lipat dari Australia, apalagi memenuhi permintaan dari China. Namun, bila Indonesia hendak swasembada mengembangkan peternakan breeding sapi, Australia dan para peternaknya siap membantu.
Ditambahkan Wakil Konsul Jenderal RI Darwin, Arinta Puspitasari, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sejak tahun 2015 ini bekerja sama dengan Pemerintah Northern Territory (NT) Australia untuk mengimpor sapi indukan dari jenis Brahman.
Bahkan, Asosiasi Peternak NT sejak 2012 sudah mengundang mahasiswa peternakan belajar di NT, dari belajar, melihat dan bekerja di peternakan NT.
"Sudah sejak 2012, hingga 2015 ini sudah ada sekitar 54 alumni. Kadang host peternaknya juga pergi ke Indonesia untuk lihat peternakan sapi, meningkatkan pemahaman," tutur Arinta.
Peternak Australia dan pemerintah Australia sendiri sangat tidak berkeberatan agar Indonesia bisa berswasembada sapi sendiri, mengembangkan peternakan sapi indukan (breeding) dengan cara transfer ilmu.
Markus Rathsmann dan istrinya Maree Mounaro, menyambut jurnalis Indonesia dengan kari rendang dan ikna bakar yang dibungkus daun pisang!
Kehidupan peternak sapi di Australia tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Mengelola peternakan sapi memiliki tantangannya sendiri, mulai dari
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata