Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia

Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia
Satu Hari dalam Kehidupan Peternak Sapi di Australia

Markus akhirnya mengajak kami ke rumahnya untuk makan siang. Memandu kami duduk di meja makan outdoor belakang rumah panggungnya yang cukup sederhana. Banyak barang-barang jadul seperti kulkas, TV, hingga lemari di rumah Markus.

Tak disangka, Maree sang istri menyajikan semangkuk nasi putih. Maree juga menyajikan semangkuk daging kari yang bumbunya mirip kuah rendang. Belum cukup, Maree mengeluarkan dua ekor ikan kakap merah bakar yang dibungkus daun pisang. Harum!

"Saya belajar membuatnya dari resep di internet. Ini kari daging, dagingnya dari peternakan kami, bumbunya, saya tanam sendiri rempah-rempahnya. Ada kunyit, laos dan sebagainya," tutur Maree sambil tersenyum ramah.

Pun dengan daun pisang yang membungkus ikan kakap merah itu. Maree juga menanamnya sendiri. Halaman belakang rumah Markus dan Maree, penuh dengan tanaman-tanaman tropis. Pemandangannya seperti halaman depan rumah pedesaan di Indonesia. Ada tanaman famili jahe seperti kunyit dan laos, daun pandan, pohon palem dan tanaman pisang. Ada pula jemuran baju dengan jepit-jepit penjemur, juga seekor ayam yang berkeliaran berpetok-petok ria.

"Silakan makan," demikian ajak Maree dan Markus.

Maree juga menyajikan kecap dengan merek Indonesia, juga sambel ulek kemasan, irisan cabai merah, juga cabai kering. Maree seakan membaca pikiran kami semua, yang tak bisa makan kalau tak ada sambal.


Kehidupan peternak sapi di Australia tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Mengelola peternakan sapi memiliki tantangannya sendiri, mulai dari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News