Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
"Alasan yang digunakan [mereka] adalah keterbatasan anggaran dan hanya program Bahasa Indonesia yang dihapus," kata KBRI.
"Pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan menurunnya studi Indonesia di Australia secara umum."
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berpotensi menjadi alternatif bagi Australia dan negara-negara lain untuk mengurangi ketergantungan perdagangan dengan Tiongkok.
Kemitraan antara Indonesia dan Australia sudah tertuang dalam Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang ditandatangani awal tahun 2020, serta dianggap "bersejarah" oleh para pengusaha Australia saat itu.
Tapi investasi Australia di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Singapura, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memilih Jakarta sebagai tempat kunjungan bilateral pertamanya ketika dilantik pada tahun 2022, yang menekankan pentingnya hubungan Australia dengan Indonesia.
Namun, pada saat sama, program studi tentang Indonesia di Indonesia terus menurun selama beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 1992, terdapat 22 universitas Australia yang mengajar Bahasa Indonesia. Namun jumlahnya menurun menjadi 12 universitas di tahun 2002.
Saat pemerintah Australia dan Indonesia mengatakan ingin memperkuat hubungan kedua negara, sebuah sekolah elit di Melbourne menutup kelas bahasa Indonesia padahal sudah memilikinya sejak lama
- Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Krisis yang Terabaikan, Kasus Keracunan Metanol di Indonesia Tertinggi se-Dunia
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata
- Pilkada 2024 Diwarnai Dinasti Politik yang Meningkat dengan Partisipasi Warga yang Rendah
- Ada Sejumlah Alasan Indonesia Menaikkan PPN, tetapi Apakah Sudah Tepat?