Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
Pemerintah Prancis dan Jerman, misalnya, masing-masing mengelola 'Institut Francais dan Goethe-Institut' untuk mempromosikan bahasa dan budaya negara mereka di luar negeri.
KBRI Canberra mengatakan salah satu penyebab utama penurunan studi Bahasa Indonesia adalah kurangnya guru Bahasa Indonesia.
Mereka mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sudah berupaya "memberikan solusi" lewat program pengiriman guru bahasa dari Indonesia secara berkala untuk mengajar Bahasa Indonesia di Australia.
"Namun demikian, program ini masih belum bisa terlaksana dikarenakan antara lain permasalahan visa, izin tinggal, dan standar kompetensi," demikian penjelasanKBRI.
Madison mengatakan ke mana ia akan melanjutkan studinya akan tergantung pada universitas mana yang menyediakan program bahasa Indonesia.
"Saya mencoret universitas yang tidak memiliki [program] Bahasa Indonesia," katanya.
Juru bicara Monash University menekankan "pentingnya sekolah dasar dan menengah untuk mempersiapkan para siswa Australia … dengan mengajarkan bahasa-bahasa negara Asia, termasuk Bahasa Indonesia".
"Kami yakin pengajaran bahasa dan budaya Indonesia sangat penting untuk membantu Australia dalam perdagangan, diplomasi, dan keamanan dengan salah satu tetangga terdekat kami."
Saat pemerintah Australia dan Indonesia mengatakan ingin memperkuat hubungan kedua negara, sebuah sekolah elit di Melbourne menutup kelas bahasa Indonesia padahal sudah memilikinya sejak lama
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo