Satu Persatu Jasad Korban Penculikan Ditemukan di Sungai
jpnn.com, MEDAN - Kasus pembunuhan Muhajir, manajer pabrik PT Domas Tanjungmorawa yang mayatnya ditemukan di pinggir Sungai Blumai Dusun V Bintang Meriah, Desa Limau Mungkur, Kecamatan STM Hilir, masih terus dalam penyelidikan kepolisian.
Terbaru, polisi kembali menemukan sesosok mayat pria di lokasi yang sama hanya berbeda tempat. Mayat tanpa identitas itu diperkirakan berusia 14 tahun dan diduga adalah Solihin, putra Muhajir.
Saat ditemukan, korban mengenakan kaus singlet, celana pendek warna merah dan sudah mulai membusuk dalam kondisi tangan dan kaki terikat lakban warna coklat.
Muhajir bersama keluarga memang sempat dilaporkan tak ada kabar sejak 9 Oktober 2018 lalu. Mereka diduga menjadi korban penculikan dan dibunuh. Sampai hari ini polisi belum mendapat kabar tentang istri Muhajir.
Kasat Reskrim Polres Deliserdang AKP Bayu Putra Samara membenarkan adanya penemuan mayat berjenis kelamin pria yang diperkirakan berusia belasan tahun.
“Kita mendapat laporan warga ada penemuan jasad laki-laki diduga masih berusia belasan tahun di pinggir Sungai Blumai,” kata Bayu.
Dia menyebutkan, saat ini tim Inafis masih melakukan identifikasi jasad korban yang diduga menjadi korban pembunuhan. “Masih diselidiki diduga korban pembunuhan,” tuturnya.
Bayu menambahkan, ini merupakan mayat kedua yang ditemukan di sepanjang jalur Sungai Blumai. Sebelumnya, mayat seorang pria yang diketahui bernama Muhajir, ditemukan.
Sesosok mayat kembali ditemukan di pinggir Sungai Blumai Dusun V Bintang Meriah, Desa Limau Mungkur, Kecamatan STM Hilir, dengan kaki dan tangan terikat, Senin.
- Polrestabes Palembang Berhasil Ungkap Kasus Pembunuhan Bermotif Minum Jamu
- Perempuan Muda Dibunuh di Deli Serdang, Mayatnya Ditemukan dalam Karung
- Pelaku-Korban Penculikan di Bandung Pernah Memadu Asmara, Berujung Pahit
- Terungkap, Ini Alasan Pelaku Penculikan Perempuan di Antapani Bandung
- Motif Asmara Penculikan Wanita di Antapani Bandung, Pelaku Membayar 3 Orang
- Polisi Ungkap Motif Penculikan IRT di Bandung, Korban–Pelaku Ternyata Saling Kenal