Satu-satunya Rumah yang Selamat

Satu-satunya Rumah yang Selamat
Salah seorang korban yang selamat, sedang menggendong bayinya yang baru berumur 45 hari di tenda pengungsian Kampung Paneh Larih Nan Panjang, Pariaman, Minggu (4/10). Warda Desa Gunung Tigo ini selamat dari longsor yang diakibatkan gempa, Rabu (30/9) lalu. FOTO : Yusuf Hidayat/Batam Pos
Letak Korong Sumanak berada di Kecamatan Patamuan, Kenagarian, Tandikek. Hanya sekitar dua kilometer dari pasar Tandikek. Atau sekitar 10 kilometer dari Simpang Kotomambang. Dusun Sumanak sendiri persis berada di Pinggang Gunung Tigo. Dibawah dusun ini mengalir sungai Batang Sumanak. Pada hari-hari biasa, air sungai ini mengalir dengan tenang. Airnya bening dan sejuk. Namun, tatkala hujan mengguyur bukit Tigo, sungai ini tak jarang mengganas. Seperti tak mengenal ampun, menyapu siapa saja yang menjadi penghalangnya.

Disinilah kampung yang hijau, nan elok itu berada. Disitu pula keluarga Labai Ayuih bersama enam anaknya hidup rukun dan damai. Ketika gempa mengguncang, labai bersama seluruh keluarganya sedang bercengekerama di dalam rumahnya yang semi permanen. Hanya anak salah seorang anaknya Riki yang sedang berada di luar rumah. Ia sedang buang air besar. "Tak biasanya Riki buang air besar sore-sore begini, " kata Labai mengisahkan.

Tak seberapa lama kemudian gempa mengguncang. Labai sadar kalau rumahnya sedang diguncang gempa. Ia pun berteriak, meminta seluruh anggota keluarganya keluar rumah. "Beberapa saat kemudian suara gemuruh datang dari atas. Kami tak tahu, apa yang sedang terjadi," ujarnya. Sepuluh menit kemudian, suara gemuruh itu semakin keras. "Dan alamak, tanah bercampur lumpur bergerak kencang menuju ke bawah. Semuanya serba cepat kejadiannya," Kata Labai.

Disela-sela keheranannya, tanah berlumpur ini mengalir ke bawah. Anehnya, tanah itu tidak mengubur rumah Labai, juga keluarganya. Melainkan, tanah itu mengarir di samping kiri dan kanan rumahnya yang sebenarnya hanya sederhana. Kemudian menyapu rumah-rumah warga di sekelilingnya. Sambil berupaya menyelematkan diri, Labai yang masih menggendong M Riki, tiga tahun, terus beristighfar.

Ketika alam murka, Tuhan berkehendak. Jika memang Tuhan belum menghendaki, apa pun yang terjadi pada alam, tidak akan memberikan celaka kepada manusia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News