Satu Sekolah Tak Lulus Unas, SMA Abadi di Jakarta Akhirnya Ditutup
Demi Menyambung Hidup, Wakasek pun Jadi Tukang Ojek
Kamis, 26 Mei 2011 – 08:08 WIB
Afgani sendiri mengatakan, para guru yang mengajar di SMA Abadi lebih tepat disebut beribadah daripada bekerja. "Setelah mengajar, ada yang bekerja atau mengajar di sekolah lain," tandasnya.
Begitu pula dirinya. Selain mengajar, Afgani menjadi sales peralatan audio mobil. Bukan hanya itu. Untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya, dia juga menarik ojek. "Ya, yang ngojek ke saya biasanya teman-teman dekat," tutur Afgani sedikit mengelak.
Kondisi itulah yang dia sebut memengaruhi kualitas belajar siswa. Meskipun delapan dari sepuluh guru bertitel sarjana, mereka sulit fokus mengajar. Afgani lantas menyeletuk, kepala SMA Abadi saja masih berijazah SMA. "Ayatullah (kepala SMA Abadi, Red) sekarang sedang skripsi. Insya Allah wisuda Oktober tahun ini," tandas Afgani.
Kabar angka kelulusan nol persen diterima Afgani dari Ayatullah pada Sabtu 14 Mei. Sementara pengumuman kelulusan dijadwalkan Senin 16 Mei. Saat menerima kabar tersebut, Afgani mengaku kaget. Meskipun awalnya sempat pesimistis, dia tidak menyangka bahwa seluruh siswanya gagal total.
Kondisi SMA yang memprihatinkan tidak hanya ada di kawasan pelosok atau terpencil. Di Jakarta pun ada. SMA Abadi, misalnya. Selain kondisi sekolah
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408