Satu Suara Rp 500 Juta?

Satu Suara Rp 500 Juta?
TUNGGU - Peserta Kongres PSSI saat menunggu kepastian kelanjutan kongres. Foto: Charlie Lopulua/Indopos.
GH Sutedjo, salah satu calon Wakil Ketum dan anggota Exco yang mundur dari pencalonan dengan alasan tidak tahan dengan intrik yang terjadi, tidak menampik jika ada politk uang dalam kongres. "Saya tidak bisa menjelaskan dengan detil adanya dugaan itu. Tapi, ada pemilik suara yang menyampaikan kepada saya, anda punya dana berapa sehingga berani maju. Indikasi adanya money politic saya tangkap dari situ," kata Sutedjo.

Banyaknya calon dalam Kongres PSSI juga seolah menjadi ladang bagi pemilik suara yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruk duit banyak. Menjelang kongres, mereka ditengarai menjajakan suaranya untuk mendapatkan penawaran tertinggi. Bayangkan, berapa duit yang bisa dikantongi dengan adanya 18 calon Ketum, 16 calon Waketum, dan 51 calon Exco (sembilan nama akan terpilih). Belum lagi (dari) calon-calon yang sebelumnya berniat maju tapi tidak lolos.

"Saya pernah secara langsung didatangi pemilik suara. Dia bercerita sudah mendapat uang Rp 25 juta dari calon lain. Lalu dia bilang, kalau saya mau memberi lebih, maka suaranya akan diberikan kepada saya. Kondisi ini sudah gila. Apa jadinya jika persepakbolaan bersih yang kita cita-citakan dimulai dengan hal-hal begini? Saya apa adanya saja. Saya katakan kepada pengusung saya, jika saya tidak akan membagi-bagikan uang agar saya terpilih. Itu prinsip saya," kata salah satu calon Exco.

Pemilik suara sendiri juga mengakui jika saat ini adalah kesempatan mencari uang sebanyak-banyaknya. "Itu bukan hal aneh lagi dalam kongres pemilihan. Bagi para calon, siapkan saja amplopnya yang banyak," kata salah seorang Ketum Pengprov PSSI. (ali)

JAKARTA - Awal Mei lalu, pengelola Deltras Vigit Waluyo pernah mengatakan kepada media dirinya mendapat dana 250 juta dari salah satu bakal calon


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News