Saudi Ganti Pancung Menjadi Tembak di Sel
Tujuh Vonis Mati Memperoleh Ampunan
Kamis, 29 Desember 2011 – 07:31 WIB
Beberapa saat kemudian, Bayanah mendarat dan langsung disambut Banhawi (ayah), Indri Irawan (anak), dan Aswati (ibu). Bayanah langsung dikerubung keluarganya. Tangis haru pecah dalam momen pertemuan ini.
Baca Juga:
Bayanah sendiri di Saudi lebih banyak menghabiskan waktunya di balik jeruji besi ketimbang jadi pembantu. Dia mengatakan, kejadian yang berujung tuduhan pembunuhan itu terjadi sekitar tiga bulan sejak dia bekerja pada akhir 2005 silam. Sejak 2006 hingga 2011, Bayanah menghabiskan waktunya di penjara. "Saya kapok, tidak pergi lagi (bekerja, Red) ke luar negeri," ucapnya sambil memeluk Indri.
Dia menjelaskan, peran satgas penanganan TKI yang terancam hukuman mati cukup membantu. Diantaranya mengupayakan permohonan maaf dari keluarga korban. Selain itu, pengadilan setempat juga menyatakan meninggalnya anak majikan Bayanah bukan atas dasar kesengajaan.
Bayanah menceritakan, saat itu dia sedang memandikan anak majikannya. Anak ini tidak bisa mandi sendiri karena cacat di bagian kaki. "Saya tidak sengaja waktu itu kran air panas terbuka. Terus mengenai tubuh majikan saya," tutur Bayanah. Dia berharap, seluruh TKI yang terancam maupun yang sudah divonis mati bisa dibebaskan.
JAKARTA - Kasus pemancungan Ruyati binti Satubi bisa menjadi yang terakhir dialami TKI perempuan yang terancaman hukuman mati di Arab Saudi. Sebab
BERITA TERKAIT
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar, Yayan: Hadiahnya Luar Biasa, ya
- Pertamina Eco RunFest Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina, Sebegini Nominalnya
- Pak Gubernur Ini Menjadi Salah Satu yang Diamankan KPK, Kasusnya Diduga Pungutan Pilkada
- Warga Diimbau Waspada, Gunung Lewotobi Kembali Erupsi