Saudi Kembali Bombardir Yaman, Puluhan Tewas
Razia antikorupsi yang mengguncang Saudi dan membuat dunia khawatir itu mau tak mau ikut memengaruhi perekonomian regional dan internasional.
Sebab, mereka yang ditangkap adalah pebisnis-pebisnis besar dan para pemilik modal. Kemarin (8/11) Muhammad bin Salman dan bank sentral Saudi berusaha menenangkan rakyat.
’’Semua itu tidak ada hubungannya dengan bisnis dan perdagangan,’’ kata sang putra mahkota.
Saudi membekukan aset dan rekening bank para pangeran serta tokoh yang terjaring razia antikorupsi. Jumlahnya sekitar 1.700. Selain Pangeran Alwaleed bin Talal yang tercatat sebagai chairman Kingdom Holding, pelaku bisnis lain yang diamankan adalah Nasser bin Aqeel Al Tayyar (pendiri Al Tayyar Travel) dan Amr Al Dabbagh (chairman Red Sea International).
Dari Washington, Amerika Serikat (AS) mengecam penembakan rudal balistik oleh Houthi ke Saudi. Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, mengajak dunia menegur Iran. AS yakin, Iran-lah yang memasok senjata bagi para pemberontak Houthi.
’’Garda Revolusi Iran telah melanggar dua resolusi sekaligus. Kami imbau kepada seluruh negara PBB untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Iran,’’ ujarnya. (AP/Reuters/BBC/CNN/hep/c19/any)
Setelah mengisolasi, Saudi lancarkan serangan mematikan ke wilayah Yaman
Redaktur & Reporter : Adil
- Teganya, Militan Yaman Jarah Bantuan untuk Korban Kelaparan
- Abaikan Perundingan Damai, Saudi Terus Bombardir Yaman
- Perundingan Damai Yaman - Houti Digelar di Swedia
- Mengejutkan, Pemberontak Houti Ajak AS dan Saudi Berdamai
- Yaman Rebut Hudaida, Houti Berseru Kemenangan Islam
- Lebaran Sebentar Lagi, Yaman Kembali Dibombardir Saudi