Sauna Gelora Bung Karno

Sauna Gelora Bung Karno
Sauna Gelora Bung Karno
Saya tidak sedang menakut-nakuti. Kalau lagi keruh, sedang panas, suasana tidak nyaman, adrenalin meningkat, terkadang tensinya juga ikut terpompa. Apalagi dalam sebuah kerumunan besar yang merasakan hal yang sama. Saya puji penonton kita kemarin saat melawan Malaysia. Mereka sangat bagus, tertib, tidak ada mercon, tidak ada lemparan batu atau air minum. Tidak rasial, tidak meneror lawan. Itu mungkin mereka sudah paham, bahwa kali ini pelatih menyimpan energi untuk semifinal dan final.

 

Asumsi saya, kalau tiket masih beredar dan masih belum semua masuk, tetapi kapasitas stadion sudah full, itu berarti banyak penonton ilegal. Masuk tanpa tiket, atau masuk dengan tiket palsu. Masih ada waktu bagi INASOC untuk memperbaiki security system-nya. Anggap saja, kemarin itu adalah mid semesternya, dan besok di semifinal dan final itu adalah ujian akhirnya. Jangan bobol lagi.

 

Kedua, dari sisi pertandingan, jangan sampai kalah lagi di dua laga terakhir, semifinal dan final. Perolehan medali kita memang sudah tak terkejar, tetapi apalah arti emas di cabang lain, kalau emas sepak bola mampir ke Malaysia? Juara umum SEA Games kita serasa hambar, tidak solid. Ibarat emas, tingkat kemurniannya tidak sampai 24 karat.

 

Yuk, kita sauna bersama-sama lagi! Memecahkan Guiness Book of Records, bermandi keringat bersama-sama di GBK, sambil mensupport tim Merah Putih! Jangan lupa dress code-nya, Garuda di dadaku! ***

SAYA termasuk fans tradisional tim Merah Putih, saat tersandung Malaysia 0-1 pada penentuan juara grup cabang sepak bola SEA Games di Gelora Bung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News