Saurip: Tunggu Tanggal Mainnya!
Selasa, 20 Desember 2011 – 07:55 WIB
Di luar itu, Saurip merasakan kuatnya upaya untuk memojokkan dirinya. Tapi, dia tak gentar. "Ketika pemerintah ini luka bernanah. Terus saya bilang, bapak itu luka bernanah. Belakangan ributnya kok seolah saya yang membuat luka nanah itu," protesnya.
Saurip Kadi, kemarin, kembali membawa salah seorang warga Mesuji. Dia adalah Wayan Sukadana (42 tahun) warga Desa Talanggunung, Dusun Pelita Jaya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji Lampung. Desa itu sekarang tinggal kenangan, karena telah digusur.
"Saya memang berdarah Bali. Tapi, asli kelahiran lampung, mas," kata Wayan Sukadana. Dia menceritakan kakaknya yang bernama Made Aste turut menjadi korban. Peristiwa tragis itu terjadi pada 6 November 2010. Wayan tidak melihatnya sendiri, karena tengah berada di tahanan Polda Lampung terkait konflik tanah itu.
"Saudara saya itu ditembak dari pantat tembus diperut," terang Wayan yang sempat ditahan selama sembilan bulan itu. "Polisi, brimob saya mohon berhentilah mengintimidasi rakyat," tandasnya. (pri)
JAKARTA - Mayjen (purn) TNI Saurip Kadi merasa gerah dengan bentuk respon pemerintah pascaterungkapnya kasus pembantaian petani di Mesuji, Lampung.
BERITA TERKAIT
- ASR Komitmen Bangun Penegakkan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Sambut Akhir Tahun, ASDP Bakal Hadirkan Konser Musik di Kawasan BHC
- Program UPLAND, SLB Tamima Mumtaz Wujudkan Kemandirian Ekonomi & Peningkatan Gizi