Sawit Masih Moncer, tetapi Nasib Ekspor Kelapa Aduh, Lesu
"Agar tidak membebani keuangan dan kerugian, serta untuk memelihara keberlanjutan usaha," katanya.
Rudy menyebut tak hanya sisi hilir, dari hulu industri kelapa juga harus mendapat perhatian. Sebab, bila industri kelapa sedang menghadapi lesunya pasar, akan susah menampung hasil panen dari petani kelapa.
“Terlebih jika perkebunan petani kelapa sedang panen raya, dikhawatirkan tidak bisa diserap industri kelapa,” tambah Rudy.
Rudy menambahkan hal itu bakal menjadi masalah baru, karena bila panen kelapa tidak terserap, tentu akan menimbulkan kerugian besar bagi petani kelapa.
"ini menjadi beban dan tantangan sendiri bagi perusahaan agar senantiasa melakukan berbagai macam penyesuaian serta improvisasi untuk memelihara keseimbangan antara aspek permintaan dengan aspek persediaan," ungkap Rudy.
Global Economic Prospect edisi Juni 2022 yang dirilis oleh Bank Dunia atau World Bank, menyebut negara-negara Eropa Timur adalah 'korban' potensial resesi. Kawasan Amerika Latin juga diperkirakan tumbuh 2,2 persen tahun ini, tetapi risiko resesi tetap ada. (mcr10/jpnn)
Sebagian negara tujuan ekspor Indonesia untuk kelapa dan produk turunannya sudah mengurangi permintaan.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur