Saya Dibohongi, Ada Penyanderaan
Sejak kembali ke Kamboja tanggal 19 Mei, saya terus melakukan update informasi. Keyakinan saya semakin kuat. Maka pada tanggal 20 Mei, saya memutuskan untuk turun langsung berkunjung ke Kandal.
Saat turun, saya tidak main-main. Karena yang akan saya hadapi ini adalah dunia mafia perjudian. Saya minta didampingi Kapolda Kandal, Jaksa dan pihak imigrasi setempat.
Saya temui lagi para WNI itu dan pada mereka saya tanyakan dengan tegas. Ayo, kalian jujurlah. Kalau benar pasti akan saya bela. Jika kalian salah, akui dan kami dari KBRI akan mendampingi.
Jika diperlakukan kasar, maka beritahu saya. Jangan takut karena ini saya bawa semuanya, ada Kapolda dan Jaksa.
Dan akhirnya mereka mengaku, bahwa memang ada penyanderaan atau penyekapan. Mereka beberapa hari dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Saat tidur hanya berbantal botol air mineral. Ke kamar mandi pun dibuntuti. Dan tiga diantaranya dipukuli. Bahkan salah satunya ada yang dikeroyok.
Jujur saya gusar. Saya terkejut sekali. Ternyata benar, saya dibohongi pihak perusahaan.
Saya paham, kalau dunia perjudian di Kamboja ini banyak bekingnya. Tapi kalau ada warga negara diperlakukan kasar, ini soal harkat sebuah kehormatan sebuah bangsa. Saya tidak terima.
Artinya, ini akan meralat pernyataan pihak KBRI sebelumnya?
Staff KBRI dibohongi, ternyata saat pertama kali datang dan dipertemukan dengan 16 WNI, ada intimidasi. Saya juga dibohongi, pihak perusahaan tanggal 14 Mei ngakunya ke saya, tidak ada perlakuan kasar. Tapi ternyata warga kita sudah diperlakukan begitu sejak tanggal 6 Mei. Mereka bohongi kita. Apa yang kami sampaikan dalam press release, adalah hasil pengakuan para WNI saat kita mengunjungi mereka pertama kali di sana.