'Saya Membantu Pengungsi Untuk Beradaptasi di Australia': Cerita Heni Hardi Tinggal di Goulbourn
Selain dari tarian, Heni juga aktif mempromosikan budaya Indonesia melalui tulisannya di kolom Local Leader di koran Goulburn Post setiap bulan sejak Januari 2018.
"Saya menulis tentang perbedaan yang dapat dipelajari mulai dari makanan, budaya, pandangan hidup, pakaian, cuaca atau iklim dan lain-lain dari berbagai negara."
Tidak hanya lewat tulisan, Heni juga suka memperkenalkan budaya Indonesia secara lisan.
"Sering diundang sebagai pembicara di sekolah-sekolah atau organisasi-organisasi, topik saya selalu budaya Indonesia yang kaya. Tak habis-habisnya diceritakan."
Sembari menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin, Heni juga sedang menyelesaikan 20 kursus untuk menopang pekerjaannya saat ini.
Melihat pencapaiannya sebagai seorang perantau, menurutnya sangatlah penting bagi migran di Australia untuk selalu "sehat secara jasmani dan rohani serta selalu berpikir positif dan mau belajar".
Simak berita-berita lainnya dari ABC Indonesia
Dari Denpasar sepuluh tahun yang lalu, Nugraheni Setya Hardi terbang ke Canberra membawa mimpi untuk membuka salon sambil mengajar senam di Australia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Gibran Cek Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Mensos Gus Ipul Pantau Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Bantuan Terus Bergulir
- Pupuk Indonesia Grup Kirim Bantuan Paket Sembako untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi