'Saya Merasa Lebih Bebas di Korea Utara'

Kwon Chol Nam melarikan diri dari Korea Utara ke China dengan mengarungi sungai perbatasan di malam hari dan harus merangkak di bawah pagar kawat berduri.
Ia harus melakukan perjalanan yang panjang dan berbahaya di China, dengan melewati belantara hutan di Laos untuk sampai ke Thailand, sebelum akhirnya terbang ke Korea Selatan untuk memulai kehidupan baru.
Itulah yang ia alami tiga tahun lalu. Tapi setelah melewati banyak bahaya, resiko, dan kesulitan, ia kini ingin kembali ke Korea Utara.
Korea Selatan ternyata tidaklah seperti yang ia harapkan dan ia sangat rindu keluarganya.
"Korea Utara adalah rumah saya, disitulah anak saya hidup dan orang tua saya meninggal," katanya.
"Tak ada harapan untuk tinggal di sini. Saya telah mengalami begitu banyak pelecehan dan diperlakukan seperti warga kelas dua."
Selama beberapa dekade terakhir ribuan warga Korea Utara telah mempertaruhkan tubuh dan nyawa mereka untuk melarikan diri dari penindasan di tanah kelahiran mereka, dan mencari perlindungan di Korea Selatan.
Tapi sekarang tanpa diduga, jumlah yang ingin kembali ke tanah air mereka terus bertambah. Mereka mengatakan Korea Selatan bukanlah tanah yang menawarkan kebebasan dan kemakmuran yang dijanjikan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia