Saya Saksikan Peristiwa Gedoran Depok dari Awal sampai Akhir

Saya Saksikan Peristiwa Gedoran Depok dari Awal sampai Akhir
Jannete Tholense. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Bagaimana ceritanya?

Sebelum menceritakan tentang peristiwa gedoran, saya ingin sedikit menceritakan kisah sewaktu Jepang masuk. Jadi, sebenarnya kami sekeluarga tinggal di Bandung, sebab papa saya bekerja di Bandung sebagai Polisi Perairan dan Lalu Lintas. 

Kami tinggal tak begitu jauh dari Jalan Asia Afrika Bandung sekarang ini.  Tahun 1942, Jepang masuk menyerbu Bandung. Saat itu saya sekolah taman kanak-kanak. Sewaktu Jepang menyerang saya di dalam kelas. Semua kabur, lari kemana saja mencari selamat. Saya tidak lari, tetap di kelas sambil mengintip keadaan di luar.

Perang benar-benar perang. Kapal-kapal Jepang terbang memborbardir seluruh Kota Bandung. Mereka menembak membabi buta. Saya menangis. 

Lalu serangan Jepang tiba-tiba berhenti. Saya dijemput oleh kepala sekolah dari dalam kelas lalu dibawa sembunyi ke dalam lobang. Ternyata saat itu hanya saya pelajar yang masih tertinggal. Semua sudah pulang.

Lalu saya diantar guru pulang ke rumah naik sepeda. Saya diboncengin. Tiba-tiba kapal terbang Jepang menembak lagi. Kami sembunyi di bawah pohon tanjung besar. Begitu ada kesempatan guru kembali mengayuh sepeda. 

Eh, tiba-tiba ada tembakan lagi. Kami sembunyi lagi.  Saya masih ingat, kami sembunyi sebanyak tiga kali selama perjalanan dari sekolah ke rumah.

Sesampai di rumah cuma ada ibu. Semua hari itu bingung. Bandung sudah dikepung. Saya lihat semua tentara ditangkap dimasukkan truk. Di depan rumah kami ada pemotongan kayu, balok-balok dan  papan. Tempat itu diambil alih oleh Jepang. 

BELUM genap dua bulan umur proklamasi, persisnya 11 Oktober 1945, meletus Peristiwa Gedoran Depok.  Apa yang sebetulnya terjadi saat Peristiwa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News