Saya Tak Mungkin Mencederai Bu Ani
jpnn.com - DOKUMEN kawat diplomatik dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta pada 17 Oktober 2007 tentang peran Ibu Negara Ani Yudhoyono yang bocor melalui Wikileaks mengungkap bahwa salah satu sumber informasi penting bagi intelijen di negeri Paman Sam itu adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) TB Silalahi. Dalam dokumen Wikileaks, tertulis bahwa pejabat politik (poloff) di Kedutaan Besar AS di Jakarta pernah mengorek informasi dari TB Silalahi tentang sosok Ani Yudhoyono.
Tentu saja, dokumen Wikileaks yang tautannya ditampilkan di laman harian The Australian, Sabtu (14/12) itu membuat TB Silalahi kaget. Pasalnya, selama ini hubungan pensiunan tentara kelahiran Pematangsiantar, 17 April 1938 itu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya memang dekat.
Karenanya, TB menyangkal bahwa dirinya tidak mungkin mencederai kepercayaan SBY dan keluarga. "Kami dekat sudah 50-an tahun," kata pemilik nama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi itu kepada Natalia Laurens dan Ricardo dari JPNN.
Lalu apa dan bagaimana tanggapan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara itu sebagai salah satu sumber informasi bagi AS sebagaimana bocoran Wikileaks? Ditemui di sebuah hotel di kawasan Lapangan Banteng, Minggu (15/12), lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) 1961 itu menangkis pemberitaan di media Australia sekaligus membeber kelemahan dokumen kawat diplomatik era Dubes AS Cameron R Hume dengan subjek A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE berklasifikasi rahasia itu.
Bagaimana tanggapan Anda terkait pemberitaan yang menyebut Anda berbagi informasi dengan AS?
Koran The Australian ini katanya mengutip Wikileaks. Dulu sudah lima tahun lalu. Sekarang muncul lagi. Waktu muncul dulu kita pertanyakan, apakah ada dokumen itu dari Wikileaks? Entah berupa copian yang bisa kita percaya bahwa sumbernya itu memang Wikileaks. Apalagi ini juga dipermasalahkan juga oleh wartawan lain di luar The Australian. Tapi mereka tidak pernah bisa tunjukkan dokumen itu. Kalau enggak ada buktinya, kan siapa saja bisa membuat desas-desus. Ini yang kode etik wartawan ini tidak dipenuhi The Australian. Dia hanya main tuding.
Menurut Anda, apa motivasi penyebutan nama Anda?
Saya jelaskan dulu bahwa dari pemberitaan itu disebut dokumennya kan 17 Oktober 2007 Wikileaks. Katanya dalam berita, karena alasan saya memberikan penjelasan kepada politikus dari Kedutaan Amerika Serikat, itulah yang dipakai oleh intelijen Australia untuk menyadap Bu Ani tahun 2009. Nah bu Ani disadap 2009, Wikileaks itu 2007, masa tunggu dua tahun baru sadap soal Bu Ani?