Saya Tidak Bisa Melihat Angka COVID di Indonesia Seperti Dulu Lagi, Karena Sekarang Saya Melihat Wajah Mereka
Sabtu, 17 Juli 2021 – 21:25 WIB

Ayah mertua Robertus Victor Sugito (kiri), saya, dan Regi, suami saya. (Koleksi pribadi)
Rindu menggantung yang tak akan pernah terbayar
Karena pandemi, sudah hampir dua tahun ini kami tidak pulang ke Indonesia.
Anak-anak Bapak di Australia, Belanda, Jerman, dan di kota lain Indonesia juga menahan diri mengunjunginya di Magelang, Jawa Tengah.
Semua menjaga diri, menjaga Bapak. Kami takut menulari Bapak yang masuk ke dalam kelompok rentan.
Mungkin itu yang membuat kepergian Bapak makin menyakitkan untuk kami.
Ada kerinduan yang menggantung yang kini tidak akan pernah bisa lagi terbayar.
“Padahal aku masih ingin ketemu Bapak, masih mau pulang, Natalan sama Bapak lagi kalau keadaan sudah membaik.”
“Sekarang kalau pulang Bapaknya sudah enggak ada,” kata suami saya lamat-lamat dalam isakan tangisnya saat itu.
Ada rasa duka yang juga tidak tersalurkan, yang tidak tuntas.
Meskipun hampir setiap hari saya melaporkan penyebaran COVID-19 di Indonesia, kini saya tidak dapat melihat angka dengan cara yang sama seperti sebelumnya, tulis reporter ABC Indonesia Hellena Souisa
BERITA TERKAIT
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia