Saya Tidak Ragu untuk Mendapatkan Vaksin AstraZeneca di Australia
Mereka mungkin menyesali seumur hidup harus menghadapi kenyataan bahwa muka mereka tidak mulus lagi.
Dampak dari terkena virus corona bisa lebih buruk lagi, dengan jutaan orang di seluruh dunia selama setahun terakhir sudah menjadi statistik korban meninggal karena COVID-19.
Sampai hari ini lebih dari 3,5 juta orang di seluruh dunia menjadi korban, dengan tanda-tanda pandemi belum akan berakhir.
Berharap bisa melakukan perjalanan lagi
Alasan pribadi saya ingin secepatnya mendapatkan vaksinasi adalah, mungkin sama seperti jutaan orang lain di dunia, yakni saya ingin segera bisa melakukan perjalanan internasional lagi.
Terutama saya ingin segera bisa mengunjungi ayah saya yang tinggal di Jambi, di pulau Sumatera.
Ayah saya, Ikin Samuel, merayakan ulang tahun ke-88 bulan Desember 2020 lalu dan saya tahu dia tidak akan hidup selamanya.
Ayah saya tidak bisa menjalani vaksinasi, karena sekarang ini kondisi ginjal dan jantungnya sudah menurun, sehingga dikhawatirkan vaksinasi malah akan memperparah keadaan.
Sejak saya meninggalkan Jambi untuk melanjutkan kuliah di Yogyakarta tahun 1983, saya tidak pernah lagi tinggal bersama keluarga selama lebih dari satu bulan.
Sastra Wijaya, jurnalis ABC di Melbourne mengaku merasa lega sudah mendapat vaksinasi beberapa hari sebelum antrian panjang mulai terlihat di pusat-pusat vaksinasi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata