Saya Tidak Ragu untuk Mendapatkan Vaksin AstraZeneca di Australia
Ini disebabkan karena setelah saya lulus kuliah, saya bekerja di Jakarta, kemudian pindah ke London, Inggris dan sekarang menetap di Australia.
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan jarak Australia-Indonesia lebih dekat, saya biasa mengunjungi ayah saya setahun sekali.
Adanya pandemi membuka kesempatan untuk bisa melakukan pekerjaan dari mana saja.
Tidak harus lagi dilakukan di tempat tertentu.
Ini membuka kesempatan bagi saya untuk bisa bekerja dari Indonesia, dan mungkin saja di Jambi, sehingga saya bisa bersama dengan ayah saya.
Namun semua itu hanya bisa terjadi, jika ada pembukaan perbatasan internasional.
Dan perbatasan hanya bisa dibuka bila kasus COVID-19 berkurang dan sebagian besar dari kita sudah divaksinasi.
Bila itu semua terjadi, karena diperlukan waktu bagi tubuh untuk menciptakan kekebalan setelah divaksinasi, maka saya sudah akan siap melakukan perjalanan lagi untuk bertemu dengan ayah saya.
Sastra Wijaya, jurnalis ABC di Melbourne mengaku merasa lega sudah mendapat vaksinasi beberapa hari sebelum antrian panjang mulai terlihat di pusat-pusat vaksinasi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata