Sayang Jokowi Tak Bisa Datang, Padahal...
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Badan Kerjasama Antar-parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, mengatakan Panitia Konferensi VI anggota Parlemen Antikorupsi Dunia atau The Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC), telah mengundang Presiden Joko Widodo untuk meresmikan Pembukaan Konferensi GOPAC, di Kota Yogyakarta pada tanggal 6 Oktober 2015. Sayang, Jokowi berhalangan hadir.
"Panitia secara resmi sudah mengundang Presiden Joko Widodo membuka secara Konferensi GOPAC di Kota Yogyakarta. Tapi Bapak Presiden RI berhalangan," kata Nurhayati Ali Assegaf, kepada wartawan, di pressroom DPR, Senayan Jakarta, Kamis (1/10).
Penggantinya kata politikus Partai Demokrat ini, Pak Jokowi mengutus wakil presiden. "Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan meresmikannya," ungkap anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur V ini.
Padahal lanjut Nurhayati, Konferensi GOPAC yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 8 Oktober akan mengungkap dan berbagi pengalaman di antara negara-negara anggota COPAC se dunia dalam mencegah dan memberantas korupsi. Kecewa? tidak tapi alangkah baiknya jika Jokowi sendiri yang datang.
"Sudah 32 negara memastikan hadir dalam konferensi GOPAC antara lain dari Afrika, Arab, Asia, Latin Amerika, Amerika Utara, dan Eropa dengan tujuan yang sama, yakni meminimalisir korupsi dalam rangka meningkatkan kepemerintahan yang bersih di negaranya masing-masing," ungkap anggota Komisi I DPR RI ini.(fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Badan Kerjasama Antar-parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, mengatakan Panitia Konferensi VI anggota Parlemen Antikorupsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan