Sayang Kalau Orang Asli Papua Cuma jadi Penonton Saja
jpnn.com, JAYAPURA - Isu pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Papua menjadi polemik hangat di tengah masyarakat.
Solidaritas mahasiswa dan masyarakat di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya menolak rencana pemekaran tersebut.
Mereka menilai DOB nantinya bukan keputusan tepat bagi kesejahteraan masyarakat, tetapi bisa menjadi bom waktu yang menggerus eksistensi orang asli Papua di masa yang akan datang.
Wakil Ketua DPRP Yunus Wonda mengatakan sumber daya manusia dan infrastruktur daerah belum sepenuhnya siap untuk menerima kebijakan pemekaran.
Masyarakat asli Papua hanya akan menjadi penonton saja. “Lahirnya DOB di Papua hanya akan makin memarginalisasi orang asli Papua yang sejak puluhan tahun cenderung terabaikan dalam proses pembangunan," ujar Yunus pada Jumat (11/3).
Sementara itu, Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua dan Papua Barat Frits Ramandei menyebutkan rencana pemekaran harus dipertimbangkan dengan matang.
"Pemekaran wilayah harus menjadi bagian dari solusi persoalan HAM, bukan memantik persoalan baru,” katanya.
Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai ketika ditemui menyebutkan langkah konkret di tengah isu hangat ini ialah komunikasi pemerintah dengan masyarakat.
Apakah DOB akan memarginalisasi orang asli Papua? Simak di sini kata 3 tokoh ini.
- Wamendagri Ribka Haluk Lantik 42 Anggota Pansel DPRP di 6 Provinsi Papua
- 64 Orang Asli Papua Ikuti Pendidikan Tamtama di SPN Polda Kalimantan Timur
- Calon Bintara Didominasi Anak Papua, Ini Respons Pemerintah dan Masyarakat
- Peluncuran RIPPP & SIPPP Jadi Momentum Penting dalam Pembangunan Papua
- Perihal Pilkada 2024, Senator Filep Minta Menko Polhukam Dengarkan Aspirasi Hak Politik Orang Asli Papua
- Penjabat Gubernur PPB Mohammad Musa'ad Dinilai Tidak Mengayomi Orang Asli Papua Jadi ASN