Sayangkan Hatta Bergaya Vicky Prasetyo
Karena Gunakan Istilah Asing yang Sulit Dipahami Publik
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Populis Institute, David Khrisna Alka menilai istilah dalam Bahasa Inggris yang digunakan Hatta Rajasa saat debat calon wakil presiden Minggu (29/6) malam menunjukkan pendamping Prabowo Subianto di pemilu presiden itu tak benar-benar mamahami masalah rakyat. Karenanya, setiap pertanyaan yang diajukan Jusuf Kalla tak dijawab Hatta secara tuntas dan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami publik luas.
"Saya kira masyarakat Indonesia banyak yang tidak paham dengan penjelasan Hatta Rajasa. Lihat saja, dari awal Hatta selalu menggunakan Bahasa yang sulit dipahami dan tak digunakan oleh rakyat,” kata David.
Ia lantas mencontohkan penggunaan istilah “difusi knowledge ke market’ yang disampaikan Hatta. David juga menilai Hatta tak konsisten dengan pernyataan maupun bahasanya.
"Selain itu, coba lihat dari awal sampai akhir, dia selalu mengunakan bahasa es campur ala Vicky Prasetyo dengan istilah yang dijamin sulit dimengerti. Sehingga terlihat inkosistensi Hatta dalam berbahasa dengan Bahasa rakyat yang saya yakin banyak yang tak mengerti dengan gaya Bahasa Hatta," papar David merujuk pada nama Vicky Prasetyo, mantan suami Zaskia Gotik yang terkenal dengan istilah keinggris-inggrisan.
Seharusnya, kata David menambahkan, Hatta sebagai mantan pejabat tinggi negara dan calon pemimpin negeri ini patuh dengan amanat undang-undang soal penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi bangsa ini.
"Apa yang disampaikan Hatta yang sering menyitir Bahasa Inggris dan bahasa popular menunjukkan dia memang tak terbiasa bergaul dengan rakyat. Kalau itu yang terjadi, bagaimana dia mau janji dekat dan merakyat serta mensejahterakan rakyat," katanya.(boy/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Populis Institute, David Khrisna Alka menilai istilah dalam Bahasa Inggris yang digunakan Hatta Rajasa saat debat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sikap Ahli di Sidang Kasus Timah Tidak Etis, Perhitungan Kerugian Negara Diragukan
- Rayakan HUT ke-24, Epson Berkomitmen Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat Indonesia
- Ahmad Muzani Ingatkan Warga Jaga Persatuan & Kesatuan Menjelang Pilkada 2024
- KNPI Ajak Seluruh Pemuda Bergerak Mewujudkan Indonesia Emas 2045
- Lolly Suhenty Serahkan Santunan Dana Kepada Keluarga Staf Bawaslu yang Wafat
- Bantah Kriminalisasi Jaksa Jovi, Kejagung Singgung Tuduhan Tak Senonoh soal Nella Marsella