SBY Ajak Jaga Amanah Antidiskriminasi Gus Dur

SBY Ajak Jaga Amanah Antidiskriminasi Gus Dur
KHIDMAT: Istri almarhum Gus Dur Shinta Nuriyah (kanan), Ani Yudhoyono, Presiden SBY, dan Salahuddin Wahid membaca Yasin dan tahlil pada haul keempat Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, tadi malam. FOTO : JAWA POS RADAR MOJOKERTO

Presiden SBY yang diberi kesempatan memberikan pidato setelah wakil keluarga  menceritakan sosok Gus Dur yang dia kenal. Saat menjabat sebagai menteri pertambangan dan energi di era Presiden Gus Dur (2001), SBY menilai Gus Dur adalah presiden yang tidak mengenal waktu. "Kehidupannya selalu digunakan untuk memikirkan negara," ujarnya.  

Gus Dur, lanjut Presiden SBY, lebih sering mengajak berdiskusi tentang isu negara, politik, keamanan, dan sejarah dunia. "Kalau saya ceritakan,  mungkin dua hari tidak selesai," ungkap SBY.

Presiden kemudian mengajak hadirin untuk meneruskan semangat Gus Dur untuk selalu memberikan pencerahan, kedamaian, dan kerukunan. "Ini adalah amanah sepanjang masa yang harus kita lanjutkan," papar SBY. "Dalam diri Gus Dur, yang diucapkan, dipikirkan, dan diperjuangkan adalah selalu ingin rakyatnya yang berada di tengah kehidupan majemuk, namun tetap rukun dan damai. Tidak ada diskriminatif," tambahnya.

Kecintaan masyarakat terhadap Gus Dur memang luar biasa. Meskipun tidak bisa masuk ke kompleks acara, ribuan warga tetap mengikuti acara haul dengan khusyuk di sepanjang Jalan Hasyim Asyari,  depan Ponpes Tebuireng.  Jalanan yang basah dan sebagian becek tidak membuat mereka mengeluh. Warga memilih membeli alas plastik seadanya sebagai tempat duduk.

Sejumlah warga bahkan sudah tiba di lokasi pondok sejak Jumat siang. Suliyati, warga Kabupaten Sidoarjo, mengatakan datang  sejak siang. Dia datang dengan keluarga khusus mengikuti pengajian.

Hal yang sama disampaikan Murtiningsih. Warga Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, itu juga datang dengan keluarga. Dia menyatakan tidak kecewa walaupun harus berada di jalan karena tidak diperbolehkan masuk ke dalam pondok. "Saya tidak kecewa berada di luar. Niat saya dan keluarga datang hanya ingin ikut pengajian. Hanya ini yang bisa kami lakukan atas jasa Gus Dur yang luar biasa," katanya.

Cuaca hujan sejak sore hari, namun reda sebelum pengajian berlangsung. Dengan begitu,  warga yang berada di luar pondok tidak kehujanan. Mereka menggelar tikar ataupun menggunakan alas seadanya.

Akses para pecinta Gus Dur ini terbatas karena ratusan anggota polisi dan Banser berbaris memanjang, membentuk barikade. Mereka  menjaga ribuan warga agar tidak memasuki kompleks ponpes. Petugas keamanan melakukan penjagaan ketat di pintu masuk ponpes hingga acara selesai.

JOMBANG - Puncak acara haul keempat Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, tadi malam berlangsung 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News