SBY Ajak Petani Awasi Anomali Iklim
Sabtu, 15 Januari 2011 – 07:52 WIB
SURABAYA -- Iklim dunia yang tak menentu dan membuat banyak gagal panen (serta membuat harga cabe membumbung), membuat Presiden SBY akhirnya melakukan tanggapan khusus. Buktinya, kemarin orang nomor satu di jajaran pemerintahan Indonesia tersebut khusus membicarakan hal itu. Untuk itu, Presiden mengaku sudah menginstruksikan kepada para menteri, gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh Indonesia untuk menanggapi gerakan penanganan anomali iklim dengan sebaik-baiknya. Juga melatih dan membantu para petani dan nelayan untuk lebih adaptif dan inovatif. Karena petani dan nelayan inilah yang paling terkena dampak anomali iklim.
Presiden melakukan pidato khusus dalam pencanangan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim di UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pengembangan Agrobisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura di Desa Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin.
"Ke depan, kalau dunia tidak serius menangani perubahan iklim, kita khawatir anak cucu kita akan mengalami krisis pangan," ucap SBY, dengan mimic muka serius-sayu tersebut. Pria kelahiran Pacitan tersebut mengatakan bahwa seringkali orang meremehkan dan menganggap anomali iklim yang terjadi hanyalah sebuah mitos belaka. "Padahal, ancamannya sudah nyata di depan mata. Indonesia sudah mengalami kemarau basah. Artinya, di musim kemarau tapi masih terjadi hujan," katanya. "Sebelumnya saya hanya tahu la nina dan el nino, tapi anomali iklim menjadikannya sebagai kemarau basah. Jenis apa lagi itu?' imbuhnya, dengan nada tanya.
Baca Juga:
SURABAYA -- Iklim dunia yang tak menentu dan membuat banyak gagal panen (serta membuat harga cabe membumbung), membuat Presiden SBY akhirnya melakukan
BERITA TERKAIT
- Chandra Soroti Arah Kebijakan Amnesti 44 Ribu Narapidana Era Prabowo
- Sakti Wahyu Trenggono Masuk Kategori Menteri Terbaik Versi LPI
- Erick Thohir Masuk Daftar Menteri Terbaik Menurut Survei LPI
- Hasil Survei LPI: Budi Gunawan Menteri Terbaik
- 2 Desa di Tapsel Diterjang Banjir Bandang, 495 KK Terdampak
- Jelang Libur Nataru, Status Gunung Dieng Naik ke Level Waspada