SBY: Amit-amit Korupsi Darah
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pemerintah dan Palang Merah Indonesia agar mengatur persediaan darah nasional secara transparan dan akuntabel. Ia mengaku sangat terganggu jika ada oknum yang terbukti korupsi atas darah yang didonorkan masyarakat.
"Saya terganggu kalau ada yang korupsi. Amit-amit, jangan sampai ada yang korupsi darah. Dosanya sulit diampuni oleh Allah SWT dan manusia," kata Presiden saat berpidato pada penyematan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kesetiakawanan Sosial kepada 950 Donor Darah Sukarela (DDS) di Jakarta, Selasa (17/12).
Presiden juga mengingatkan para kepala daerah dalam hal ini gubernur, bupati, walikota agar senantiasa bekerjasama dengan PMI. Sehingga dapat mempersiapkan persediaan darah di daerah lebih cepat. Transparansi, kelengkapan data, kecepatan dan akuntabel, kata dia, harus dikedepankan dalam pelayanan persediaan darah nasional.
"Saya berharap PMI terus kedepankan prinsip kemanusiaan. Tidak memandang siapapun yang ditolong. Siaga, siap dan cepat dalam bertindak," tegas Presiden.
Presiden mengatakan, darah dan donor darah sangat penting, sebab Indonesia adalah negara rawan bencana. Disaat bencana berskala menengah, maka diperlukan ketersediaan darah dalam jumlah besar.
"Diperlukan stok darah yang cukup besar. PMI juga amat penting peran dan tugasnya. Saya sungguh berharap teruslah dilanjutkan," tandasnya. (flo/jpnn)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pemerintah dan Palang Merah Indonesia agar mengatur persediaan darah nasional secara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak