SBY Anggap Penyadapan Australia Masalah Serius
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempertanyakan langkah penyadapan yang dilakukan intelijen Australia pada pejabat pemerintahan di Indonesia. Padahal selama ini, kata Presiden, Indonesia dan Australia sudah banyak menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
"Saya tidak mengerti, kenapa sadap kawan, dan bukan lawan. Saya anggap ini masalah serius. Saya anggap ini masalah serius," ujar Presiden dalam jumpa pers di kantornya, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (20/11).
Indonesia selama ini menganggap Australia sebagai sahabat karena sudah banyak juga bantuan yang diberikan negara itu pada Indonesia.
Ketika terjadi sejumlah bencana, tutur Presiden, banyak bantuan yang didatangkan Australia. Pada 2005, tuturnya, Indonesia dan Australia menyepakati peningkatan kerjasama menjadi kemitraan strategis dengan kerja sama di berbagai bidang. Kerja sama itu memberikan manfaat nyata termasuk di bidang pendidikan dan pariwisata.
Dengan rentetan kerjasama ini, Presiden bertanya-tanya tujuan penyadapan itu dilakukan. Dalam jumpa persnya, beberapa kali Presiden mengungkapkan ketidakpahamannya mengapa Australia menyadap teleponnya maupun pejabat negara lainnya.
"Bagi saya pribadi, bagi Indonesia penyadapan yang dilakukan Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia termasuk saya ini sulit dimengerti. Saya sulit untuk memahami mengapa itu harus dilakukan," katanya. (flo/jpnn)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempertanyakan langkah penyadapan yang dilakukan intelijen Australia pada pejabat pemerintahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Habiburokhman: Polri Responsif Tangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Banjir Rob
- Komisi III DPR Sebut Polri Paling Responsif Tindaklanjuti Pengaduan Masyarakat
- Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2024, Taspen Pertahankan Predikat Informatif
- Polisi Mencekal 3 Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Risma
- Dirut Jasa Raharja Dampingi Wamen BUMN Tinjau Arus Mudik Nataru