SBY Anggap Penyadapan Australia tak Wajar
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara secara resmi soal aksi penyadapan yang dilakukan oleh pihak intelijen Australia padanya dan sejumlah pejabat negara. Presiden mengaku ia sendiri tidak paham, sebagai negara sahabat Australia berani melakukan penyadapan.
"Saya sulit untuk pahami kenapa harus dilakukan penyadapan oleh intelijen Australia sekarang bukan era perang dingin. Saya tidak paham mengapa bisa ada penyadapan," ujar Presiden dalam jumpa pers di kantornya, kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (20/11).
Presiden menyatakan penyadapan wajar dilakukan jika terjadi perang dingin antarbeberapa negara. Itu pun sudah terjadi puluhan tahun lalu. Sedangkan, saat ini tidak ada perang dingin. Hubungan negara Indonesia dan Australia pun, lanjutnya, tidak sedang dalam keadaan perang. Justru kedua negara bersahabat erat baik masyarakat maupun pemerintahannya. Oleh karena itu, lagi-lagi Presiden mempertanyakan tujuan penyadapan itu.
"Kita tidak sedang bermusuhan. Penyadapan ini melanggar aturan hubungan internasional dan melanggar hak asasi manusia," tandas Presiden. (flo/jpnn)
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara secara resmi soal aksi penyadapan yang dilakukan oleh pihak intelijen Australia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan
- Usut Kasus Korupsi di Kalsel, KPK Panggil Ketua DPRD Supian
- Binus University Buka Kampus Baru di Medan, Menyediakan Prodi-Prodi Unggulan
- Usut Kasus Korupsi Izin Tambang, KPK Panggil Rudy Ong Chandra